Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 04 September 2020 | 09:52 WIB
Petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Rumah Sakit Royal Prima Medan. (ANTARA/HO)

SuaraJakarta.id - Pasien COVID-19 bunuh diri di Rumah Sakit Universitas Indonesia menambah daftar panjang pasien positif virus corona tewas bunuh diri di Indonesia. Diduga mereka stress.

SuaraJakarta.id merangkum 3 kisah pasien COVID-19 yang bunuh diri. Kejadian ini tidak boleh ditiru oleh pasien corona. Sebab bunuh diri dilarang agama dan jalan yang salah untuk meninggal.

Bunuh Diri di RS Depok

Seorang pasien Covid-19 berinisial YS (52) tewas bunuh diri di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Pria tersebut nekat melompat dari jendela kamar rawat inap yang berada di lantai 13.

Baca Juga: Gedebuk, Dikira Benda Jatuh, Ternyata Pasien Covid-19 Loncat dari Lantai 13

Kasat Reskrim Polres Kota Depok Kompol Wadi Saabani mengemukakan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (3/9/2020) sekira pukul 10.50 WIB tadi pagi.

"Korban melompat melalui jendela kamar inap yang dirusak menggunakan tabung oksigen yang tersedia di dalam ruangan," kata Wadi kepada wartawan.

Menurut Wadi, sebelum peristiwa tersebut terjadi seorang perawat mulanya hendak mengambil darah korban.

Namun, belum sempat mengambil darah korban, perawat tersebut menerima telepon dan keluar ruangan rawat inap.

Selanjutnya, saat perawat tersebut tengah menerima panggilan telepon terdengar suara pecahan kaca dari kamar inap korban.

Baca Juga: GABRUK!!! Detik-detik Pasien Covid-19 Tewas Bunuh Diri di RS UI Depok

"Saksi melihat kedalam dan menemukan kaca jendela dalam keadaan pecah, setelah itu saksi berusaha melihat dari sudut berbeda dan terlihat pasien tergelatak di atap bangunan RS UI," ujarnya.

Berdasar data yang dimiliki pihak rumah sakit diketahui bahwa korban telah dirawat sejak 27 Agustus 2020 lalu.

Dia menjalani perawatan setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

"Jenazah ditangani tim protokol Covid-19 RS UI," tutupnya

Di Medan

Pasien positif corona bunuh diri dengan melompat dari Rumah Sakit Royal Prima Medan. Pasien positif corona itu ternyata sudah menjalani perawatan selama 11 hari dan menunggu masa pemulihan.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, dr Haris Yudhariansyah saat dikonfirmasi.

"Iya kita dapat informasi ada pasien Corona yang sedang dirawat, meninggal diduga karena meloncat. Dia sudah 11 hari dirawat di Royal Prima," kata Aris Yudhariansyah, Rabu (5/8/2020).

Belum diketahui pasti penyebab pasien bunuh diri. Sebab masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.

Meski tidak merinci identitas pasien yang tewas, Aris mengatakan jika pasien yang dirawat sedang dalam tahapan penyembuhan.

"Kalau motifnya kita gak tahu. Tapi ini kan lagi tahap penyembuhan, jadi kita gak tahu apa penyebabnya," ujar Aris.

Ditanya lebih lanjut, mengapa pasien bisa meloncat dari jendela, Aris menjelaskan biasanya pasien yang dalam tahap penyembuhan sudah diperkenankan beraktifitas di dalam.

"Di situlah rata-rata yang dirawat kan pasien dengan kondisi ringan hingga sedang. Jadi kalau sudah tahap penyembuhan, bisa beraktivitas lah," ungkapnya.

Sebelumnya diketahui seorang pasien Corona yang sedang dirawat, bunuh diri dengan meloncat dari lantai 12 ke lantai 6 gedung Rumah Sakit Royal Prima Medan.

Berdasarkan penuturan pihak pengamanan rumah sakit, peristiwa itu terjadi sekira pukul 11.00 WIB. Korban diketahui seorang perempuan yang diperkirakan berumur 30 tahun.

Di Surabaya

Pasien virus corona yang dirawat di Rumah Sakit Haji Surabaya bunuh diri. Pasien itu lompat dari lantai 6, Gedung Al Aqso.

Humas RS Haji Surabaya, Djati Setyo Putro menjelaskan pasien berinisial MS (43) ini ditemukan tewas di pelataran bawah, gedung Al Aqso RS.

"Memang pasien bunuh diri, sakitnya karena dia positif Covid 19, warga Semampir Tengah. Pasien baru kemarin datang ke IGD, kalau datang ke IGD kan pasti discreening penyakitnya apa, sampai di rapid, ternyata dia positif, dia juga pernah Swab hasilnya positif, terus di Rumah Sakit Haji akan dilakukan Swab kedua kali, memastikan itu positif atau tidak, karena sudah positif kami isolasi di Gedung Al Aqso lantai 6, memang khusus untuk ruang isolasi," ujarnya kepada SuaraJatim.id, Kamis (30/7/2020) sore.

Si pasien diduga depresi mengetahui jika dirinya positif virus Corona. Ia akhirnya bunuh diri dengan cara melompat melalui jendela.

"Itu jatuhnya bunuh diri, dia buka jendela, padahal posisi jendela tinggi dan sempit, rupa-rupanya si pasien ini depresi atau apa, sering mendengar bahwa pasien Covid itu kalau nggak meninggal ya sembuh, jadi depresi dan loncat dari situ," imbuhnya.

Pasien tersebut diisolasi di Al Aqso lantai 6, yang memang dikhususkan untuk para pasien Covid 19.

Pasien juga ditempatkan di bed Nomor 9 tersebut, tak memperlihatkan gerak-gerik mencurigakan, sehingga pada waktu pasien masuk, dimonitor seperti pasien biasanya.

"Kebetulan ada yang kosong di bed Nomor 9. Hari-hari pertama nggak ada masalah, dipasang untuk tensi, cuma dia sering melepas masker, alasannya tidak bisa bernafas, ditangani perawat. Enggak tau kenapa, nggak ada gejala, petugas yang memonitor. Pagi sebelum subuh, memang dua perawat ke Masjid untuk jalankan sholat subuh. Naik ke atas untuk mengecek di bed no 9, MS enggak ada, akhirnya dicari di mana-mana," ucapnya.

Mayat MS sendiri akhirnya ditemukan di lantai bawah oleh salah satu staf RS Haji Surabaya, pada pukul 05.23 WIB.

"Ternyata di bawah ditemukan oleh staf gizi, pagi-pagi pukul 05.23 WIB, kok ada pasien jatuh. Setelah tahu Satpol PP yang jaga melapor ke Polisian setempat," ungkapnya.

Mendapatkan laporan itu, pihak Kepolisian setempat meminta RS Haji Surabaya, untuk tidak memindahkan jenazah korban bunuh diri.

Load More