Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 09 September 2020 | 16:11 WIB
Sejumlah driver ojol yang tergabung dalam komunitas "Brotherhood Tangkab" usai mengadukan persoalan bansos kepda Ketua DPRD Kabupaten Kholid Ismail, Rabu (9/9/2020). [Suara.com/Ridsha Vimanda Nasution]

SuaraJakarta.id - Achmad Faisal, seorang driver ojek online (ojol) di Kabupaten Tangerang, mengeluhkan bantuan sosial (bansos) yang tidak merata di wilayahnya.

Pria yang akrab disapa Nobel ini mengaku selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pendapatannya menurun tajam.

“Saya bukan orang yang paling susah, tapi bansos tentu berarti dalam kondisi seperti ini. Soalnya pendapatan di masa PSBB sangat menurun drastis," ujar Nobel kepada Suara.com, Rabu (9/9/2020).

Nobel menyebut, sejak pandemi Corona belum pernah mendapatkan bansos apa pun dari pemerintah. Ia tinggal di Desa Teluknaga, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Baca Juga: Mensos Minta Ditegur KPK Jika Salahi Aturan soal Bansos Corona

"Saya tidak terdata di RT/RW setempat, jadinya enggak pernah dapat bansos apa pun. Di tempat saya ini juga enggak merata," ungkapnya.

"Saya enggak pernah protes sama RT/RW karena saya tidak terdata. Saya juga bilang sama istri demikian untuk tidak protes," paparnya.

Nobel memiliki dua anak, satu diantaranya sudah menginjak Sekolah Dasar dan satunya masih berusia tiga tahun. Alhasil, kebutuhan untuk keperluan rumah tangga relatif banyak.

"Pendapatan saya rata-rata sampai Rp 60 ribu sehari. Itu selama pandemi Covid-19 ini. Sedangkan kebutuhan yang realistis cukup banyak," ungkapnya.

"Sampai sekarang saja saya masih numpang dengan mertua tinggalnya. Tapi saya selalu tetap bersyukur saja dengan keadaan seperti ini," sebutnya.

Baca Juga: Minta Bansos Jokowi, Bu RT Gebuki Inah, Dicakar, Dijenggut, Diseret 4 Meter

Nobel mengaku terkadang mendapatkan uang Rp 60 ribu sangat susah. Seharian handphone miliknya anyep alias tidak ada orderan yang masuk.

"Sering anyep pernah seharian. Biaya operasional sudah keluar, makan, bensin, rokok sampai kopi. Padahal saya sudah keliling sana sini, tapi nihil," ungkapnya.

Beruntungnya, Nobel menuturkan sang istri juga bekerja meskipun sekadar buruh pabrik. Namun, menurutnya, cukup untuk membantu keuangan keluarga kecil.

"Kalau saya benar-benar fokus di ojol. Artinya sumber pendapatan saya dari sini saja. Kalau istri kerja buruh pabrik, sedikit terbantu," paparnya.

Karena itu, Nobel bersama rekan ojol lainnya mengadukan persoalan tidak meratanya bansos terhadap Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Kholid Ismail.

Para ojol tersebut tergabung dalam sebuah wadah komunitas "Brotherhood Tangkab". Dalam komunitas itu Nobel menjadi pimpinannya.

Load More