SuaraJakarta.id - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dr. Sonny Harry B. Harmadi meminta seluruh masyarakat Jakarta untuk tidak melakukan panic buying atau menimbun bahan logistik jelang Pembatasan Sosial Berskala Besar jilid II di Jakarta.
Sonny mengatakan panic buying tidak perlu dilakukan sebab masyarakat khususnya Jakarta sudah pernah merasakan PSBB total pada awal pandemi lalu.
"PSBB Total itu kita sudah punya pengalaman, ini akan jadi pengalaman kedua, waktu yang pertama karena kita tidak pernah memiliki pengalaman terjadilah panic buying," kata Sonny dalam diskusi BNPB, Jakarta, Kamis (10/9/2020).
Pemerintah sudah menjamin bahwa kebutuhan pokok akan selalu tersedia meski kegiatan dibatasi.
"Sekarang kita tahu kebutuhan pokok masyarakat bisa disipakan dengan sangat baik oleh pemerintah, tidak terjadi kekurangan, sehingga tidak perlu terjadi panik buying, gak perlu panik belanja sebanyak-banyaknya, toh dulu ketika PSBB total pertama tidak terjadi kekurangan stok," tegasnya.
Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya memutuskan untuk menarik rem darurat dengan menerapkan PSBB total demi mencegah penularan corona kian meluas.
Anies mengatakan, keputusan ini diambil setelah melalukan rapat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI.
Ia dan jajarannya memutuskan untuk menerapkan PSBB sebelum masa transisi atau pembatasan yang lebih ketat dari sekarang.
Dengan kebijakan ini, maka kegiatan yang sudah sempat diizinkan dengan pembatasan kapasitas kembali dilarang.
Misalnya seperti bekerja di kantor, hingga beribadah.
Baca Juga: Rapat Bareng Gubernur Tetangga, Anies Mau Bikin Aturan Keluar Masuk Jakarta
"Kita semua dalam pertemuan tadi bersepakat untuk tarik rem darurat, yaitu bekerja di rumah, belajar dari rumah, dan usahakan beribadah juga dari rumah," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/9/2020).
Anies mengatakan, jika kebijakan ini tidak diambil, maka situasi penyebaran corona akan semakin mengkhawatirkan.
Pasalnya kapasitas Rumah Sakit (RS) ICU dan tempat isolasinya, serta angka kematian begitu tinggi.
Berita Terkait
-
Jakarta Krisis Beras Premium! Gubernur Ungkap Panic Buying Jadi Biang Kerok
-
Emas Antam Ludes Diserbu di Bogor! Panik Buying atau Investasi Cerdas?
-
Mengenal Fenomena Panic Buying, Warga Berebut Beli Emas saat Harga Naik Drastis
-
Penjualan Makanan Kaleng Melonjak 337%! Ketakutan Darurat Militer Picu Panic Buying di Korea Selatan
-
Beras Langka, Penampakan Warga Berebutan Terjadi di Supermarket
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
10 Mobil Bekas untuk Mengatasi Rasa Bosan Berkendara bagi yang Suka Ngebut
-
Insiden Mobil SPPG di SDN Kalibaru 01, BGN Turun Tangan Lakukan Penanganan Penuh
-
Ahli NHM Paparkan Teknologi Eksplorasi Emas Modern kepada Civitas Akademika ITS
-
Pramono Anung Ungkap Destinasi Baru Wisatawan Datang ke Jakarta
-
7 Mobil Bekas untuk Mengatasi Kelelahan Berkendara bagi Orang Tua dan Pensiunan