Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 05 Oktober 2020 | 12:29 WIB
Ilustrasi PKL. (Suara.com/Baktora)

SuaraJakarta.id - Para pedagang kaki lima atau PKL mengamuk saat diusir Satpol PP karena berdagang di trotoar. PKL itu diusir karena rawan tertular corona.

Namun bukannya sadar, para PKL justru balik melawan PKL dengan nada sindiran dan ucapan.

Aksi itu terekam dalam video pendek berdurasi 2 meit 20 detik yang dibagikan oleh pengelola akun Twitter @bukuakik yang diunggah, Minggu (3/10/2020).

Dalam video itu terekam seorang emak-emak atau ibu-ibu memprotes Satpol PP yang hendak menyegel usahanya.

Baca Juga: Wapres Sebut Vaksin Tidak Halal Tak Masalah, PA 212: Jangan Korbankan Umat!

Ilustrasi PKL. (Suara.com/ Bagaskara)

Diduga, Satpol PP hendak menutup warung pinggir jalan emak-emak tersebut karena dianggap menimbulkan kerumunan massa di tengah pandemi Covid-19.

Akibatnya, emak-emak itu tidak terima dan merasa bahwa usahanya halal, tidak seperti teroris yang meresahkan.

"Mending mati karena corona, takdir dari Allah, daripada mati nggak bisa makan!" teriak si emak-emak lagi yang langsung disambut gemuruh sorakan PKL lainnya.

Ilustrasi PKL. (Suara.com/ Bagaskara)

Si emak-emak itu justru menuding di Satpol PP kurang kerjaan.

"Cari yang kriminal, ojo kurang gawean (Cari yang kriminal, jangan kurang gawean- red),” kata emak-emak PKL dalam video tersebut dijelaskan oleh @bukuakik.

Baca Juga: Anda Bisa Terinfeksi Covid-19 Sekaligus Flu Musiman, Begini Gejalanya!

Sementara Satpol PP nampak diam mematung membiarkan emak-emak tersebut meluapkan emosinya.

"Kita nggak melarang pak, monggo mau bangun monggo, rakyatnya dipikir dulu, adanya negara, adanya daerah bisa maju, kalau masyarakatnya maju," ucap emak-emak memberi ceramah kepada petugas.

"Kalian semua mau? Gajinya dipotong buat PKL? Nggak mau kan! Kita ini nyari makan buat hari ini, buat besok doang!" sambungnya.

Hingga artikel ini dibuat, video yang diduga direkam oleh sesama PKL tersebut telah dilihat 69.6 ribu kali.

Kolom komentar @bukuakik pun langsung dijejali oleh suara-suara dari warganet yang ikut merasakan kemarahan emak-emak.

Ilustrasi PKL. (Suara.com/ Bagaskara)

"Aku pernah denger langsung orang pasar desa (waktu wfhb), ada berita pasar mau ditutup sementara karena ada di desa yang positif, terus ya pada begini, penjualnya pada bilang "Kalau kami gak jualan, anak kami mau makan pakai apa? Ngandelin bantuan 600k?, ga cukup pak," kisah pemilik akun @heruhore***

"Salut banget sama ibunya bisa ngewakilin para PKL lainnya, mereka nyari uang buat makan sekeluarga dari pagi sampai malem itu pun kalo rame, kalo sepi? sedih banget tapi bisa apa. Sedangkan aparat-aparat lainnya cuma bisa gusur para PKL," timpal warganet lainnya @cbat****

"Makin sadar kalau di luar sana banyak orang yang susah makan gara-gara corona ini. Gak mau nyalahin pemerintah doang sih karena emang perlu banget social distancing dan untuk beberapa daerah, lockdown emang perlu. Cuman yang jadi permasalahan kalau gak ada kompensasi atau gak cukup," sahut akun @dextral***

Adapun sampai artikel ini diturunkan, belum diketahui lokasi kejadian protes para PKL tersebut.

Load More