Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 08 Oktober 2020 | 19:27 WIB
Bentrokan terjadi antara pengunjuk rasa yang menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja dengan polisi saat demonstasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Kericuhan pecah kembali di Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (8/10/2020) malam. Pantauan suara.com pukul 18.40 WIB, polisi kembali menembakkan gas air mata ke arah massa yang menolak untuk membubarkan diri.

Namun mereka masih membalas dengan melempar batu.

Water cannon juga dikerahkan untuk membubarkan massa. Akhirnya, massa terpukul mundur ke arah Senayan dan Teluk Betung.

Polisi juga terus mendatangkan personilnya untuk membubarkan petugas.

Baca Juga: Selain Dirusak, Mobil Dinas Polisi Dibakar Sekelompok Massa di Medan

Pengunjuk rasa yang menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja membakar fasilitas umum di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di sejumlah titik sekitar kawasan Sudirman-Thamrin.

Polisi Tangkap 1.000 Orang Perusuh

Polda Metro Jaya telah menangkap hampir seribu orang pelaku kerusuhan di tengah-tengah aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Omnibus Law - atua UU Cipta Kerja.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan bahwa ribuan orang tersebut diduga merupakan kelompok Anarko.

"Sudah hampir seribu yang kita amankan, itu adalah anarko-anarko," kata Yusri kepada wartawan, Kamis (8/10/2020).

Baca Juga: Poster Menggelitik Demonstran Surabaya: Asline Mager Pol, Tapi DPR-e Pekok!

Bentrokan terjadi antara pengunjuk rasa yang menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja dengan polisi saat demonstasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Menurut Yusri mereka sengaja menyusup di tengah-tengah aksi buruh dan mahasiswa untuk melakukan kerusuhan.

"Ini memang perusuh yang menunggangi teman-teman buruh melakukan unjuk rasa ini," ujarnya.

Sebelumnya bentrokan sempat terjadi antara aparat kepolisian dengan peserta aksi demonstrasi di sekitar Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Sejumlah massa yang didominasi pelajar mulanya melempari aparat kepolisian dengan batu dan botol minuman.

Bentrokan terjadi antara pengunjuk rasa yang menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja dengan polisi saat demonstasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Kemudian, aparat kepolisian memukul mundur massa aksi dengan menembakkan gas air mata dan water cannon.

Akibat bentrokan tersebut, satu Pos Polisi di sekitar Patung Kuda hangus dibakar massa. Selain itu mereka juga menghancurkan Gedung Kementerian ESDM.

Halte TransJakarta dibakar

Halte TransJakarta Sarinah dibakar. (Suara.com/Fakhri)

Halte TransJakarta Sarinah dibakar. Diduga Halte TransJakatta Sarinah dibakar massa unjuk rasa menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja.

Api berkobar menghanguskan fasilitas angkutan umum ini.

Pantauan Suara.com di lokasi, terlihat kondisi halte begitu mengenaskan.

Bahkan hampir seluruh kaca halte ini sudah pecah berantakan.

Pembakaran yang terjadi sekitar sore menjelang malam ini masih berlangsung sampai pukul 18.30 WIB.

Di tiga titik terlihat api masih menyala di halte ini.

Kabel-kabel terlihat putus dan meleleh karena peristiwa ini. Bahkan masih ada sejumlah percikan api dari kabel yang terbakar itu.

Halte TransJakarta Sarinah dibakar. (Suara.com/Fakhri)

Meski sudah hangus terbakar, masih ada sejumlah orak yang terus merusak halte ini.

Dari bagian dalam halte, mereka memecahkan kaca dengan batu dan puing-puing lainnya.

Namun ada juga mahasiswa yang meminta untuk menghentikan pengrusakan.

"Sudah woi, sudah, ngapain lagi udah hancur itu," kata mahasiswa beralmamater itu di lokasi, Kamis (8/10/2020).

Namun oknum itu terus saja merusak halte dengan benda-benda yang ada.

Hingga saat ini suasana di Jalan Thamrin masih mencriam. Terlihat sejumlah puing-puing dibakar massa aksi.

Namun kepolisian sudah tidak lagi menembakan gas air mata. Massa pun juga belum ada tanda-tanda ingin melanjutkan aksi.

Load More