Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 13:29 WIB
Salah seorang pemuda saat diamankan petugas karena diduga sebagai provokator dalam aksi unjuk rasa penolakan UU Ciptakerja di Kawasan Bitung, Kamis (8/10/2020). (BantenHits.com/Rifat Alhamidi)

SuaraJakarta.id - Sebanyak 167 pelajar diamankan Polresta Tangerang. Mereka adalah yang terlibat dalam pendemo menolak UU Cipta Kerja maupun tertangkap saat hendak ke DPR RI, Kamis (8/10/2020).

Kasat Reskrim Polresta Tangerang AKP Ivan Adhitira menuturkan, 167 pelajar tersebut mayoritas merupakan pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau anak STM.

Semua anak STM itu dilakukan pembinaan. Orangtua mereka juga dipanggil.

"Yang diamankan totalnya itu 167 pelajar. Mereka sudah di panggil orang tuanya untuk dilakukan pembinaan. Mayoritas mereka pelajar SMK," ucapnya dihubungi Suara.com, Jumat (9/10/2020).

Baca Juga: Pesan Istana ke Mahasiswa dan Pelajar yang Demo: Pulang, Belajar di Rumah

Salah seorang pemuda saat diamankan petugas karena diduga sebagai provokator dalam aksi unjuk rasa penolakan UU Ciptakerja di Kawasan Bitung, Kamis (8/10/2020). (BantenHits.com/Rifat Alhamidi)

Kendati demikian, Ivan menyebut, ratusan pelajar tersebut juga sudah dikembalikan kepada masing-masing orang tuanya.

"Semuanya itu sudah di kembalikan kepada orang tuanya, masing-masing sejak kemarin," ungkapnya.

Diketahui, gelombang penolakan UU Cipta Kerja bukan hanya melibatkan buruh dan mahasiswa. Para pelajar juga turun ke jalan.

Polisi mengamankan mereka yang kedapatan hendak ke DKI Jakarta untuk ikut-ikutan aksi hingga terlibat dalam ribuan buruh yang berdemonstrasi.

Contohnya, polisi berhasil mengamankan para anak STM dalam aksi buruh di Jalan Raya Serang KM 11,5, Kawasan Bitung-Cikupa, kemarin.

Baca Juga: Usai UU Ciptaker Disahkan, DPR Kosong Melompong saat Didemo Rakyat

Ratusan buruh di Kabupaten Tangerang saat merangsek ke kawasan Bitung, Rabu (7/10/2020). (BantenHits.com/Rifat Alhamidi)

Para pelajar dalam aksi buruh itu bahkan ada yang mencoba mengelabuhi polisi. Yakni dengan mengenakan atribut mirip dengan milik aparat TNI.

"Yang kemarin terlibat itu pelajar bukan memakai atribut TNI. Itu hanya motif army yang banyak dijual di toko baju," tuturnya.

"Kami amankan dari aksi buruh itu. Tapi kami tidak tanyakan soal di mana dia membeli pakaian itu karena bukan objek dari perkaranya," sambungnya.

Kondisi terkini pos polisi di kawasan Patung Kuda yang dibakar saat demo tolak Omnibus Law, Kamis kemarin. (Suara.com/Stephanus Aranditio)

Anak STM itu juga termasuk yang telah dikembalikan kepada orang tuanya.

Kapolresta Tangerang Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, para pelajar yang diamankan sebagai upaya mencegah mereka turut dalam aksi demonstrasi.

Apalagi, kata Ade, pelajar yang diamankan itu hanya sekadar ikut-ikutan tanpa tujuan jelas.

"Yang sedang berjuang kan rekan buruh. Mereka bukan berlatar belakang buruh, mahasiswa, malah berangkat ke Jakarta," sebutnya.

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

Load More