Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 13 Oktober 2020 | 18:06 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meninjau lokasi terjadinya dan banjir di Jalan Damai, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (10/10/2020) malam [Ist]

SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta aparat kepolisian tidak terprovokasi hingga represif dalam menghadapi penyusup dalam aksi demonstrasi.

Termasuk saat sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi tolak UU Cipta Kerja pada, Selasa (13/10/2020) hari ini.

"Kami berharap aparat tidak terprovokasi hingga melakukan tindakan represif. Bukan hari ini saja, tapi demo-demo berikutnya juga," ujar Riza di Balai Kota Jakarta.

Aparat kepolisian, lanjut Riza, harus berlaku persuasif terhadap pendemo yang tengah menyuarakan aspirasinya.

Baca Juga: Pendemo PA 212 Cs Bubar: Tunggu Aksi Selanjutnya!

Karena menurutnya, massa aksi merupakan bagian dari masyarakat Indonesia.

"Jadi kami mengapresiasi, aparat yang siap, sigap disiplin dan persuasif memperlakukan para pendemo," paparnya.

Politikus Gerindra ini mengakui, dalam setiap demonstrasi wajar saja bila ada penyusup yang membuat situasi aksi memanas, hingga terjadi bentrok antara pendemo dan aparat.

"Karena di setiap aksi-aksi demo biasanya ada saja yang menyusup, yang ditunggangi atau ada yang emosi daripada aksi-aksi unjuk rasa," tuturnya.

Selasa ini, salah satu elemen ormas Islam menggelar aksi protes mengenai Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja di Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Selasa (13/10).

Baca Juga: Nguing...Nguing...Brimob Datang, Pendemo Ricuh Kocar-kacir Lari ke Kwitang

Bahkan mahasiswa juga mengancam akan berdemo kembali dengan keputusan Presiden Jokowi yang tak mencabut UU tersebut.

Sebelumnya diketahui, pada Kamis (8/10) lalu massa yang terdiri dari kalangan mahasiswa, buruh dan masyarakat menggelar aksi memprotes UU Cipta Kerja pada sejumlah titik di Ibu Kota.

Aksi tersebut pun berakhir tidak kondusif, mengakibatkan banyak pendemo luka-luka dan ribuan lainnya ditangkap aparat kepolisian.

Tak hanya itu, sejumlah wartawan pun turut menjadi korban kekerasan dan penangkapan.

Di samping itu, sebanyak 45 halte TransJakarta yang ada di Jakarta dirusak pendemo. PT TransJakarta pun harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 65 miliar untuk perbaikan 45 tersebut.

Ada juga sejumlah fasilitas umum yang dirusak massa di antaranya plang rambu lalu lintas, sejumlah pos polisi, pot tanaman di kawasan Jakpus dan Bioskop Grand Theater, Pasar Senen, Jakpus.

"Kerugian untuk halte itu diperkirakan per hari ini Rp 65 miliar," ujar Anies di Halte TransJakarta Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10). [Antara]

Load More