Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 15 Oktober 2020 | 12:27 WIB
Gatot Nurmantyo Sebut Pembuatan UU Cipta Kerja Omnibus Law Seperti Siluman (YouTube Refly Harun Official).

SuaraJakarta.id - Gatot Nurmantyo membongkar tujuan dan sikap Koalisi Akti Menyelamatkan Indonesia atau KAMI dibentuk. Apakah benar untuk menyelamatkan Indonesia?

Gatot Nurmantyo sebagai Presidium KAMI menyebut jika orientasi KAMI kekuasaan dan politik. Namun beda lho fokus dan arah perjuangannya dengan partai politik.

Gatot memastikan meski orientasi KAMI adalah kekuasaan dan politik.

Hanya saja KAMI adalah organisasi moral. KAMI hadir bukan untuk merebut atau mendongkel kekuasaan pemerintahan Jokowi saat ini.

Baca Juga: Aktivis KAMI Ditangkapi, Gatot Nurmantyo Cs akan Temui Kapolri Siang Ini

Presidium KAMI itu juga mengakui KAMI sudah banyak dicurigai berbagi hal. Malahan pentolan KAMI dituding ingin menjatuhkan pemerintahan saat ini.

Dalam perbincangan dengan Refly Harun, Gatot mengakui terang-terangan KAMI hadir memang orientasinya kekuasaan dan politik.

“Ya memang gerakan kita ini untuk kekuasaan, dalam arti siapapun yang berkuasa kita berikan input, masukan agar sama dengan apa yang dicita-citakan rakyat yang ingin Indonesia maju dan demokrasi ditegakkan. Bukan kekuasan untuk KAMI, tapi untuk seluruh masyarakat,” jelas Gatot di kanal YouTube Refky Harun dikutip, Kamis (15/10/2020).

KAMI juga berorientasi politik, yaitu politik langit. Ini adalah fokus politik yang tak berambisi dan bernafsu mengejar kekuasaan.

“Kalau dikatakan politik, ya memang politik tapi politik langit. Kita bergerak dalam kebenaran bukan kebenaran manusia tapi kebenaran yang hakiki. Politik langit hanya kejar ridha Allah SWT,” ujarnya.

Baca Juga: Aktivis KAMI Ditangkap Tanpa Surat, Amnesty: Upaya Intimidasi Oposisi

Gatot mengatakan realitas politik saat ini membuat wajar publik atau masyarakat berharap pada KAMI.

Saa parpol di parlemen sudah terkooptasi dengan kekuasaan. Maka masyarakat mencari wadah alternatif menyampaikan aspirasi yang tidak terkooptasi kekuasaan.

Mantan Panglima TNI itu menunjukkan pemerintah sudah menguasai parlemen sampai 85 persen, minus Partai Demokrat dan PKS.

Maka dengan kondisi ini, publik berharap pada KAMI.

“Muncul KAMI kemudian dengan lugasnya sampaikan apa yang jadi hati nurani rakyat dan memberikan tuntutan dan solusi. Kalau orang sudah hidup di kekuasan tanpa ada koreski, ya ada koreksi sedikit saja terganggu. Mungkin karena itu (KAMI diadang terus menerus)” jelasnya.

Gatot menyampaikan tak heran belakangan ini KAMI selalu dilabeli sebagai kambing hitam kekacauan di mana-mana, termasuk dalam demo tolak Omnibus Law.

Menurutnya, manuver KAMI kambing hitam itu adalah bentuk upaya pengalihan isu dari permasalahan yang substantif misalnya dalam tolak Omnibus Law.

Namun demikian, Gatot meyakini, masyarakat sudah cerdas mana yang pengalihan isu dan mana yang isu substansi.

“Masalah pengalihan isu, ingat masyarakat kita sudah punya berbagai cara media sosial, mereka tahu semuanya, hanya kadang tak sampaikan pendapat, tapi bisa tahu informasi ini. Apapun yang dilakukan, pasti kebenaran akan muncul walau disembuyikan,” katanya.

Load More