Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Mutiara Rizka Maulina
Kamis, 05 November 2020 | 12:53 WIB
Foto berpigura Yuniawan Wahyu Nugroho, wartawan Vivanews korban erupsi Merapi 2010 - (Suara.com/Yulita Futty)

SuaraJakarta.id - Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sudah 10 tahun Endah Sapta Ningsih merasakan getir kehidupan kehilangan suami tercinta, Yuniawan Wahyu Nugroho, wartawan Vivanews yang menjadi salah satu korban meninggal akibat erupsi Gunung Merapi pada 2010 silam.

Wawan yang dikenal dekat dengan juru kunci Merapi, Mbah Maridjan, meninggalkan Naning—sapaan akrab Endah—dan kedua putri tercintanya pada 26 Oktober 2010. Kala itu, Wawan hendak mengajak Mbah Maridjan turun ke tempat yang lebih aman.

Namun, wedhus gembel sudah terlebih dulu menghampiri mereka. Wawan pun meninggal di usia 42 tahun bersama Mbah Maridjan dan seorang anggota PMI bernama Tutur di depan rumah Mbah Maridjan.

Sejak saat itu, Naning berusaha sekuat tenaga untuk membesarkan kedua putrinya yang masih remaja tanpa dampingan Wawan.

Baca Juga: Kisah Istri Wartawan Korban Merapi: Anak yang Kecil Dekat dengan Ayahnya

Ada banyak hal yang sudah berlalu sejak saat itu. Ada banyak masalah dan ujian yang dilalui Naning beserta dua orang putrinya.

Krisna, putri keduanya, sempat mengalami koma selama empat hari dan dirawat di ICU setelah melahirkan anaknya.

Endah Sapta Ningsih, istri Yuniawan Wahyu Nugroho, wartawan Vivanews korban erupsi Merapi 2010, menunjukkan foto pernikahannya. - (Suara.com/Yulita Futty)

Kurang lebih selama satu jam SuaraJogja.id berbincang dengan Bu Naning, membahas mengenai tragedi 10 tahun Erupsi Merap saat suaminya menjadi korban wedhus gembel hingga bagaimana kehidupan Bu Naning saat ini bersama dengan kedua anaknya.

Bu Naning banyak bercerita bagaimana kondisi saat itu hingga perjuangannya membesarkan dua orang putrinya.

Berikut wawacara eksklusif SuaraJogja.id dengan Bu Naning, istri wartawan Vivanews, Yuniawan Wahyu Nugroho, yang meninggal saat hendak menyelamatkan Mbah Maridjan.

Baca Juga: Kisah Wawan, Wartawan Korban Merapi yang Dekat Mbah Maridjan

Sudah berapa lama suami ibu bekerja sebagai wartawan?

Sudah cukup lama ya, di Suara Pembaharuan itu ada 12 tahun. Kemudian masuk ke Vivanews, waktu itu istilahnya "babat alas". Entah kenapa waktu mau launching dia malah keluar. Kemudian pernah di Koran Jakarta, tidak lama hanya beberapa bulan. Kemudian ditarik lagi ke Vivanews.

Saat itu seperti apa kondisi ibu dan keluarga?

Waktu itu memang kita pisah, saya di Ambarawa, dia di Jakarta. Biasanya satu minggu sekali dia pulang, tapi maksimal dua minggu sekali dia pulang. Waktu mau liputan ke Mbah Maridjan itu dia memang bilang saya. Saya juga simpang siur mendengar bahwa Mbah Maridjan maunya dengan suami saya, tapi ada yang bercerita, sejak 2006 memang sudah dekat dengan Mbah Maridjan, setelah peristiwa gempa Bantul.

Seberapa dekat Pak Wawan dengan Mbah Maridjan?

Sejak 2006 itu sudah liputan dengan Mbah Maridjan. Banyak teman-teman yang cerita, sejak saat itu sudah dekat. Katanya (Mbah Maridjan) itu kalau tidak dekat duduknya dengan wartawan, berhadap-hadapan, tapi kalau suami saya duduk di depannya begitu dicari, disuruh duduk di sampingnya. Ketika peristiwa Merapi juga katanya tidak mau kalau yang naik bukan suami saya.

Load More