Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung | Fakhri Fuadi Muflih
Selasa, 24 November 2020 | 15:41 WIB
Habib Rizieq Shihab (HRS) menyapa massa yang menjemputnya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]

SuaraJakarta.id - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan, pemerintah melakukan tindakan pencegahan agar kerumunan massa dalam berbagai acara yang dihadiri pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tak terulang lagi. 

Cara mencegahnya, kata Tri, adalah dengan mengerahkan petugas dari Badan Intelijen Negara atau BIN untuk mencari tahu acara-acara yang berpotensi membuat kerumunan.

"Harusnya sih Badan Intelejennya bekerja kemudian Badan Intelegennya menginformasikan kepada Satgas atau Pemda bahwa akan ada kerumunan," kata Tri saat dihubungi Suara.com, Selasa (24/11/2020).

Tri menyebut ada beberapa kejadian yang memang tak diketahui Pemerintah setempat akan menjadi keramaian dalam jumlah besar. Misalnya seperti acara maulid nabi di Tebet, Jakarta Selatan dan Megamendung, Bogor.

Baca Juga: Tolak Habib Rizieq ke Surabaya, Aliansi Cinta NKRI Samakan FPI dengan PKI

"Kalau di Mega Mendung atau di Tebet memang tidak mengajukan ijin. Karena sebenernya pengumpulan masanya gak tau di Tebet. Nah di puncak gak tau juga," ujarnya.

Jika mendadak ketika massa sudah terlanjur berkumpul baru dibubarkan Pemerintah, maka akan menjadi masalah. Dengan adanya informasi lebih dulu dari intelijen, maka Pemerintah bisa mengambil tindakan pencegahan.

"Kemudian ya dilakukan pendekatan kepada pimpinannya karena mereka punya persepsi sendiri dengan penyakit Covid, tentang cara pencegahannya," pungkasnya.

Load More