Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana | Stephanus Aranditio
Senin, 30 November 2020 | 13:31 WIB
Ilustrasi---Pasien corona. (BBC)

SuaraJakarta.id - Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menyoroti kinerja panitia ad-hoc Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) yang dibentuk Presiden Joko Widodo terkait meningkatnya kasus Corona dalam minggu terakhir ini.

Pandu menyebut jika pemerintah tak memiliki perencanaan untuk menekan penularan Covid-19 yang kasusnya kini makin bertambah. 

"Ini pemerintah tidak punya planning, misalnya punya planning kita harus usahakan turun pada kuartal pertama 2021 indikatornya kasus menurun, itu realistis itu, apa yang harus dilakukan? testing-nya harus ditingkatkan! berapa banyak testing yang harus ditingkatkan, bagaimana kapasitas faskes yang ada, terus seperti itu," kata Pandu dalam sebuah instagram live, Senin (30/11/2020)

Dia menyebut kondisi pandemi hari ini di Indonesia adalah masih dikendalikan oleh pandemi, bukan negara sudah berhasil mengendalikan pandemi.

Baca Juga: Kasus Corona Seminggu Terakhir Naik Pesat, Jokowi: Ini Memburuk Semua

"Dengan planning dengan manajemen modern kita bisa mengendalikan pandemi, sekarang kita itu dikendalikan oleh virus karena kita tidak punya planning, karena kita bekerja dalam situasi darurat, kalau kita punya planing kita harus tahu besok harus ngapain, kerjanya jadi punya tujuan, sekarang itu kita tidak punya tujuan," tegasnya.

Pandu menyebut, jika masalah pandemi harus dilakukan dengan sistem ketatanegaraan dengan kementerian/lembaga yang sudah ada. Menurutnya, sekarang ini masyarakat sudah jengah dengan jumlah kasus yang perkembangan setiap harinya diumumkan pemerintah. 

"Jadi yang setiap hari dikemukakan oleh jubir satgas itu cuma angka yang seperti gak ada artinya, bosen orang, tiap dibilang pecah rekor ya setiap minggu itu pecah rekor, rekor kita itu bukan jumlah kasus, harusnya pecah rekor itu kasusnya menurun, ini bukan rekor, ini kegagalan," ucap Pandu.

Diketahui, pandemi Covid-19 sudah menginfeksi 534.266 orang Indonesia, 71.658 orang masih dalam perawatan, 445.793 orang sudah sembuh, dan 16.815 jiwa meninggal dunia.

Baca Juga: Bantah 'Tumbalkan' 2 Kapolda karena Gagal Hadapi Rizieq, KSP: Wajar Dicopot

Load More