Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Rabu, 23 Desember 2020 | 16:06 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin mengumumkan jajaran menteri baru di Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/12/2020). [Foto: Biro Pers Setpres]

Ia mengatakan pergantian menteri kesehatan, menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, serta menteri perdagangan juga dilakukan karena ketiga kementerian itu memang kinerja-nya belum terlihat seperti yang diharapkan terutama dalam masa pandemik.

"Ketiga kementerian itu memang diharapkan memiliki formula terobosan dalam masa pandemik Covid-19 seperti pergantian menteri kesehatan yang tidak lepas dari penanganan kesehatan yang selama ini keteteran dari segi manajemennya," tuturnya.

Bahkan, kata dia, Presiden Jokowi sempat marah karena anggaran kesehatan terutama untuk tenaga kesehatan serapannya lambat dan tantangan kesehatan ke depan adalah bagaimana manajemen kesehatan itu bisa tertangani dan juga termasuk bisa mengawal jalannya vaksinasi Covid-19 lebih tertata dan tepat dalam pelaksanaannya.

"Penunjukan Budi Gunadi Sadikin yang latar belakangnya mantan wakil menteri BUMN dan petinggi Bank Mandiri sepertinya diharapkan dapat memperbaiki hal itu," kata pakar kebijakan publik FISIP Unej.

Baca Juga: Presiden Lantik 6 Menteri Baru Kabinet Indonesia Maju

Sedangkan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif harapannya bisa menumbuhkan geliat sektor wisata dan ekonomi kreatif masyarakat dan geliat sektor ini sangat diharapakan oleh Jokowi pada sosok Sandiaga Uno yang pengalamannya sebagai wakil gubernur Jakarta memiliki konsep dan terobosan tersebut.

Sepertinya ide dan konsep saat mencalonkan sebagai cawapres mendampingi Prabowo ada beberapa yang menarik untuk diterapkan saat ini apalagi latar belakang pengusaha yang bergerak di banyak sektor mungkin sedikit berpengaruh dan itu tidak dimiliki menteri sebelumnya.

"Sektor perdagangan memang juga tidak maksimal di kabinet sebelumnya dan diharapkan pengalaman M. Lutfhi bisa membuat terobosan nantinya," katanya.

Ia mengatakan yang menarik adalah pergantian menteri agama karena Presiden Jokowi mulai menyadari bahwa pos menteri itu ternyata tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan ketika tidak dipercayakan pada kader salah satu ormas keagamaan terbesar di Indonesia.

Apalagi tantangan ke depan isu politik identitas berbaju agama masih sangat kuat dan peluang radikalisme dan intoleransi masih tumbuh saat ini.

Baca Juga: Selain Enam Menteri, Ini Lima Wakil Menteri Dilantik Jokowi

"Penunjukan Gus Yaqut sangat tepat sekali karena keberadaan beliau sebagai representasi ormas keagamaan terbesar yaitu NU serta beliau dikenal sosok tegas terhadap gerakan radikalisme dan intoleransi," tuturnya.

Hermanto menilai komitmen beliau dengan isu kebangsaan dan nasionalisme juga kuat, sehingga sosok Gus Yaqut itu menampakkan simbol yang tepat bagaimana visi kementerian agama dikelola ke depan.

"Harapannya ke depan para menteri dan wamen bisa mengatasi persoalan serius terkait penanganan Covid-19 terutama dalam manajemen tata kelola kesehatan yang baik apalagi ke depan adalah pemerintah dihadapkan dengan bagaimana fase pengelolaan vaksinasi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pemulihan ekonomi dimana formula bantuan sosial yang tepat sasaran dan mampu memberdayakan masyarakat, serta pemulihan bisnis wisata dan wirausaha masyarakat.

Ia mengatakan problem masih menguat-nya politik identitas dengan baju agama serta radikalisme yang potensial menjadi distegrasi persaudaraan dan kebangsaan perlu mendapat perhatian serius.

"Secara track record para menteri ini positif tinggal bagaimana integritas dan semangat kerja mereka yang ditunggu publik," ujarnya. [suara.com dan berbagai sumber]

Load More