Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 11 Januari 2021 | 21:04 WIB
Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito menyampaikan pernyataan pers di dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta, terkait rencana operasi SAR soal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Senin (11/1/2021). [ANTARA/ Zubi Mahrofi]

SuaraJakarta.id - Basarnas menyampaikan rencana operasi SAR esok hari, Selasa (12/1/2021), terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Bagus Puruhito mengatakan, operasi SAR besok difokuskan pada pencarian korban pesawat Sriwijaya Air.

"Rencana besok walaupun malam ini masih tetap berlangsung kita fokus melaksanakan evakuasi dan pencarian korban, dan tentunya secara simultan diikuti oleh pencarian material dan lainnya," ujarnya di dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta, Senin (11/1/2021).

Bagus mengemukakan evakuasi dan pencarian korban pesawat Sriwijaya Air dengan tiga teori, yakni dengan melakukan pencarian di atas permukaan laut.

Baca Juga: Kisah Penumpang Selamat Meski Namanya Ada di Manifest Sriwijaya Air

Kemudian, lanjut dia, dengan melakukan penyelaman, dan penyisiran maupun pemanfaatan alat deteksi sonar yang dimiliki kapal.

Ia berharap operasi SAR dapat berjalan lancar sehingga memudahkan tim SAR gabungan melakukan evakuasi dan pencarian korban.

"Semoga operasi SAR tetap berjalan dengan lancar dan segera dapat kita menyelesaikannya," ucapnya.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB.

Sriwijaya Air jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Baca Juga: 45 Kantong Jenazah Diduga Korban Sriwijaya Air Berhasil Dievakuasi

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. [Antara]

Load More