Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 12 Januari 2021 | 13:56 WIB
Ilustrasi Sriwijaya Air Boeing 737-500. [ANTARA]

SuaraJakarta.id - Suara ledakan keras terdengar oleh warga Pulau Lancang saat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Warga setempat juga merasakan getaran saat pesawat yang mengangkut 62 orang itu jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Kondisi tersebut diceritakan salah satu saksi Mario Revaldi, warga RT 002 RW 001, Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Mario menjelaskan, titik lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan Pulau Lancang sangat dekat.

Baca Juga: Detik-detik Sriwijaya Air SJ182 Kecelakaan, Mesin Hidup saat Jatuh

Jaraknya hanya 2 kilometer atau bisa ditempuh dalam waktu 15 menit dengan perahu nelayan.

Karena itu, Mario menyebut, saat pesawat Sriwijaya Air jatuh, terdengar ledakan cukup keras hingga terasa di dalam rumah.

"Saya posisinya lagi di rumah. Tiba-tiba suara ledakan keras sampai perabotan juga bergetar. Saya kira itu suara petir karena kondisinya sedang hujan," ujarnya saat dihubungi SuaraJakarta.id—grup Suara.com—melalui sambungan telepon, Selasa (12/1/2021).

Sejak siang hari, Mario menyatakan, kondisi cuaca di Pulau Lancang sudah turun hujan beserta angin kencang. Bahkan juga terdapat kabut tebal.

"Dari jam 12.00 WIB hujan serta angin bahkan kabut tebal terjadi. Makanya warga sini menganggap itu petir. Namun salah seorang nelayan tiba-tiba teriak pesawat jatuh dan melapor ke warga setempat," ungkapnya.

Baca Juga: Sebut Pesawat Sriwjaya Air 182 Tak Alami Ledakan, Ini Penjelasan KNKT

Kemudian, Mario melanjutkan, warga Pulau Lancang melaporkan perisitiwa jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 ke kepolisian setempat.

"Kita sama-sama melapor ke polisi atau Babinsa di sini. Kemudian kita mengeceknya langsung dan melihat di permukaan laut ada semacam minyak bahan bakar. Warga menebar jaring dan mendapatkan serpihan pesawat hingga potongan tangan," paparnya.

Petugas Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) membawa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Sejak menemukan serpihan pesawat dan potongan tangan, Mario mengaku percaya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh.

Lebih jauh, Mario menyebutkan, Badan SAR Nasional (Basarnas) beserta polisi dan TNI AL lalu melakukan operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air.

"Warga sini membantu pencarian pada hari pertama saja. Setelahnya di hari kedua dan seterusnya sudah ditangani petugas gabungan dari Basarnas," imbuhnya.

Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas (take off) dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB.

Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.

Tim gabungan melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu mengangkut 62 orang. Terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.

Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Keberadaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih tengah dalam pencarian oleh Badan Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

Load More