Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Minggu, 17 Januari 2021 | 16:19 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo (tengah) bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) ketika mengunjungi lokasi gempa Mamuju, Sulbar, Minggu (17/1/2021). [Dok. BNPB]

SuaraJakarta.id - Kepala BNPB Doni Monardo membantah bahwa pemerintah mengimbau agar warga mengosongkan wilayah Mamuju, Sulawesi Barat.

Secara tegas, Doni menyatakan informasi tersebut adalah berita bohong atau hoaks.

Untuk itu, Doni pun meminta masyarakat agar tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Khususnya warga Mamuju yang menjadi korban gempa bumi magnitudo 6,2 pada, Jumat (15/1/2021) lalu.

Baca Juga: Bantuan Dikawal Polisi Agar Sampai ke Tangan Pengungsi Majene dan Mamuju

"Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Doni, Minggu (17/1/2021).

Kepala BNPB Doni Monardo sendiri telah melakukan peninjauan ke lokasi terdampak gempa Mamuju hari ini.

Turut serta dalam tinjauan itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati.

Doni menyatakan bahwa informasi yang beredar terkait imbauan pemerintah agar masyarakat mengosongkan wilayah Mamuju karena akan ada gempa susulan, adalah bohong belaka alias hoaks.

Informasi yang dikeluarkan oleh BMKG, kata Doni, adalah agar warga menjauhi bangunan yang roboh.

Baca Juga: Kondisi Terkini Pascagempa di Sulawesi Barat

Karena itu, lanjut Doni, pemerintah meminta masyarakat menyikapi kabar itu dengan baik dan tetap tenang.

"Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Yang kami imbau adalah jauhilah bangunan-bangunan yang sudah runtuh,” kata Kepala BMKG Dwikorita.

"Jauhilah lereng yang rawan longsor dan cukup jauh dari pantai,” katanya, menambahkan.

Sebelumnya, BMKG merilis informasi mengenai potensi gempa susulan, yang dipastikan kekuatannya tidak akan sebesar gempar kedua atau mainshock yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari.

Karena itu Dwikorita meminta agar masyarakat tetap tenang, tapi waspada untuk mengantisipasi potensi gempa susulan itu.

"Perlu mewaspadai adanya gempa susulan, tetapi tidak akan sampai sebesar 8,2 magnitudo. Kurang lebih sebesar kemarin (Magnitudo 6,2), itu yang paling besar. Tetapi akan lebih banyak yang lebih rendah dari kemarin,” kata Dwikorita.

Load More