Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 01 Februari 2021 | 20:48 WIB
Sejumlah warga Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, melihat puing-puing bangunan rumah Fajar Rivai yang ambles ke jurang akibat pengikisan tanah, Senin (1/2/2021). [Suara.com/Wivy]

SuaraJakarta.id - Sejumlah warga di Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, digegerkan dengan robohnya salah satu rumah warga.

Rumah warga itu roboh lantaran tanah di sekitar rumah tersebut sudah terkikis dan berada di sisi jurang. Rumah tersebut ambles dengan kedalaman hingga 7 meter.

Insiden itu dialami oleh Fajar Rivai. Dia menerangkan, insiden itu terjadi pada Minggu (31/1/2021) pada pukul 08.30 WIB.

Bapak dua anak itu bercerita, saat rumahnya ambles itu, ia sedang tertidur. Dia kaget, lantaran tetangga di sekitar rumahnya teriak memberitahu bahwa rumahnya bakal ambles.

Baca Juga: Duh! Rumah Ambles Akibat Tanah Bergerak, Puluhan Warga Brebes Mengungsi

Dia mengaku, sebelum, ambles dia sempat mendengar suara retakan tembok dan pondasi bangunan.

"Ada suara retak, tetangga sudah teriak-teriak minta agar kita keluar rumah. Saat itu saya lagi istirahat, kaget langsung bangun dan lari keluar," kata Rivai ditemui Suara.com, Senin (1/2/2021).

Usai keluar rumah, Rivai mengaku langsung buru-buru mengamankan jemuran dan sepeda motornya.

Apesnya, setelah dipindahkan pun sepeda motor dan jemuran itu ringsek tertindih reruntuhan.

"Saya kira bangunannya bakal ambles ke belakang karena kondisinya jurang, ternyata ambruknya justru ke arah dalem tempat jemuran dan motor. Ringsek, tapi Alhamdulillah masih bisa nyala," ungkap Rivai.

Baca Juga: Jalan Wonosobo-Kebumen Ambles, Pemprov Jateng Upayakan Jalur Darurat

Selain itu, Rivai pun harus mengorbankan mesin cuci dan sejumlah perkasas lantaran hancur dan tak bisa lagi digunakan.

"Ini mesin cuci hancur. Mau gimana lagi, ya udah nggak bisa diamanin," ungkap Rivai sambil menunjuk mesin cuci miliknya yang hancur.

Fajar Rifai, warga Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, menunjukkan mesin cuci miliknya yang hancur tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya, Senin (1/2/2021). [Suara.com/Wivy]

Rifai memaparkan, bangunan rumah yang runtuh itu bagian ruang tamu tempat dia dan keluarga besarnya berkumpul.

Diperkirakan, bangunan yang ambles karena pegerakan tanah itu sepanjang 7 meter.

Dia menuturkan, sebelum ambruk, dia sudah mengetahui bahwa sebagian tembok di rumahnya itu sudah retak.

Akibatnya, di tengah cuaca ekstrem seperti saat ini, dia dan keluarganya pun merasa was-was kalau hujan deras.

"Kalau malam-malam hujan kita was-was. Belain semalaman enggak tidur sampai hujan reda. Takut tiba-tiba lagi tidur ambruk," tuturnya.

Pantauan Suara.com di lokasi, puing-puing reruntuhan itu masih menumpuk. Meski sudah tak terlalu berserakan karena sudah dirapikan oleh Rifai dan keluarganya.

Beruntung tak ada korban jiwa dalam insiden rumah ambles itu.

Selain bangunan yang sudah ambruk, tembok di bangunan rumah utamanya itu pun sudah retak.

Rifai berharap, mendapat bantuan agar bangunam rumahnya yang ambruk bisa dibangun ulang.

"Pengennya sih secepatnya dibangun, karena ini kan rumah satu-satunya. Jadi kalau ini nggak segera dibangun, ya kita harus ngontrak dulu," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Syahrul, kakak Fajar Rivai menuturkan, tanah di sekitar rumahnya itu mengalami pengikisan sejak tahun 2000-an.

Saat itu, jarak rumah dengan jurang sekira dua meter lebih.

"Dulu masih ada jarak tanahnya sekira dua meteran. Tapi Desember kemarin sudah keliatan pengikisannya parah, lalu akhirnya kemarin ambruk," kata Syahrul.

Puing-puing bangunan rumah Fajar Rivai, warga Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, yang ambles ke jurang akibat pengikisan tanah, Senin (1/2/2021). [Suara.com/Wivy]

Kini, dia berharap adiknya mendapat perhatian dari pemerintah untuk membangun dan mencegah terjadinya kejadian serupa.

"Kita inginnya dibangun seperti awal lagi, terus dibangun juga turap atau lainnya untuk menopang tanah jurang ini biar nggak longsor," tutupnya.

Di waktu yang sama, jajaran dari kelurahan, kecamatan dan BPBD Tangsel melakukan pengecekan dan assesment bencana alam itu.

Sejumlah bantuan berupa sembako dan kebutuhan lainnya pun diberikan kepada pemilik rumah.

15 Rumah Terancam Ambles

Sementara itu, Lurah Pondok Kacang Barat, Ahmad Zulkarnain menyebut, ada belasan rumah yang berpotensi bakal mengalami dampak serupa. Hal itu lantaran posisi rumahnya persis berada di samping jurang.

"Di sekitar sini kan ada 15 rumah ya, jadi ada 15 titik juga yang berpotensi longsor," Zulkarnain saat memantau rumah longsor dan ambles milik Rivai, Senin (1/2/2021) sore.

Untuk mencegah kejadian serupa, Zulkarnain meminta Pemkot Tangsel segera membangun turap atau penyangga tanah agar tak longsor.

"Ini sedang kita kaji, tadi ada petugas dari BPBD untuk assesment. Semoga secepatnya bisa dibangun turap," ungkapnya.

Lurah Pondok Kacang Barat Ahmad Zulkarnain usai meninjau lokasi ambles rumah warga, Senin (1/2/2021). [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Dia mengaku, saat ini warga sekitar merasa was-was lantaran terancam longsoran serupa.

"Jangankan warga, saya aja was-was. Longsor ini karena memang kontur tanahnya alami pengikisan karena curah hujan tinggi," pungkasnya.

Zulkarnain mengaku, dirinya baru mengetahui ada rumah warganya yang mengalami longsor.

Dia pun mengaku tak mendapat laporan soal adanya pergerakan tanah itu sebelum akhirnya ambles.

"Dari pihak RT RW juga enggak ada laporan, tahu-tahu setelah ada kejadian ini. Infonya memang kondisi tanah sekitar rumah itu sudah ada perubahan. Dari yang tadinya sejajar sama pohon bambu, kini pohon bambunya ada di bawahnya, berarti ada pergerakan, ambles," paparnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More