Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo | Novian Ardiansyah
Selasa, 23 Februari 2021 | 18:03 WIB
Tangkap layar foto pedagang saat antre vaksinasi di Pasar Tanah Abang. (Twitter)

SuaraJakarta.id - Antrean vaksin Covid-19 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dikeluhkam para pedagang hingga pemilik toko. Pasalnya, sistem antrean dinilai carut marut dan tidak pasti sehingga hanya menghabiskan waktu mereka untuk berdagang.

Salah seorang pemilik toko di Pasar Tanah Abang, Cici bahkan berpendapat antrean vaksin yang terus mengular hingga akhirnya terpaksa dibubarkan hari ini bak antrean masyarakat untuk mendapat bantuan langsung tunai (BLT).

Pasalnya, antrean tersebut tanpa dilengkapi nomor urut hingga jadwal pasti untuk para pedagang yang bakal divaksin. Akibatnya pedagang yang mendapat undangan atau kupon vaksin acap kali datang secara serentak sehingga membuat kerumunan.

"Ini sudah kayak antre BLT. Masih mending antre BLT dapat duit," kata Cici ditemui Suara.com di lokasi vaksin di lantai 8, Blok B, Pasar Tanah Abang, Selasa (23/2/2021).

Baca Juga: Vaksin Nusantara Tuai Pro dan Kontra, DPR: Silakan Tunggu Hasil BPOM

Cici mengatakan pelanggaran protokol kesehatan potensian terjadi di dalam antrean pedagang untuk menerima vaksin. Alih-alih sehat, kata Cici pedagang justru rawan tertular Covid-19 karena berkerumun untuk mendapat giliran disuntik.

"Seperti ini kan ramai, jadi malah rawan. Kita khawatir. Khawatir karena kesehatan, khawatir juga ganggu usaha karena antreannya tidak jelas hanya buang waktu," kata Cici.

Pedagang tekstil lainnya, Alex juga geram dengan mekanisme antrean di lokasi vaksin, yang dinilai hanya buang waktu.

"Sama saja, akan berulang. Kalau besok seperti ini mekanismenya akan ramai-ramai juga. Bakal dibubarkan lagi. Padahal sudah capek-capek antre dari pagi," ujar Alex.

Padahal, dikatakan Alex para pedagang sudah secara sukarela dengan minat tinggi untuk ikut program pemerintah.

Baca Juga: Pedagang di Tanah Abang Bikin Kerumunan saat Divaksin, Wagub DKI Senang

"Kita enggak perlu diancam-ancam perpres, kita sudah nurut mau divaksin. Tapi kalau begini sistemnya jadi bagaimana," ujar Alex.

Sebelumnya Alex mengatakan sejak hari pertama pelaksanaan vaksin, sistem yang digunakan panitia dinilai tidak tepat. Alex berujar tidak ada jadwal pasti kepada para pedagang kapan mereka mendapat giliran vaksin.

Karena itu, ia berharap ada perbaikan mekanisme antrean vaksin disertai informasi yang jelas dan resmi dari panitia.

"Seharusnya dibuat sistem, dikasih kupon dibagi jadwal per harinya kapan divaksin. Kalau kaya gini, enggak ada. Jadi semua membludak menunggu di sini semua," ujar Alex.

Load More