Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 25 Februari 2021 | 16:29 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai meninjau perkembangan di Pos Pantau Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Minggu (21/2/2021). [ANTARA/Ricky Prayoga]

SuaraJakarta.id - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso alias Bang Yos heran banjir di mana-mana tapi yang digebuki Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Maksud Bang Yos, banyak yang menghujat Anies karena banjir Jakarta.

Padahal banjir juga terjadi di kota lain seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Pernyataan itu disampaikan Bang Yos saat menjadi pembicara di program Mata Najwa.

“Banjir kan di mana-mana, di Jakarta sekitarnya sampai di Bandung di Semarang. Wah ini (Semarang) nggak pernah banjir, sedih saja (lihatnya) di Kalimantan (juga banjir). Banjir di mana-mana pemerintah pusat cuma katakan ini ada cuaca ekstrem, tapi yang di-gebukin Anies kenapa ya gue heran juga,” kata Bang Yos.

Baca Juga: Anies Dianggap Gagal Cegah Banjir di Jakarta, PSI Gulirkan Hak Interpelasi

Dikutip dari Hops.id--media jaringan Suara.com, Bang Yos mengakui masalah banjir di Jakarta ini klasik dan supaya lebih baik dalam penanggulangan banjir di ibu kota ini, perlu ada kesinambungan kebijakan antara hulu dan hilir yang dilakukan antar gubernur.

Lebih lanjut, ia mengakui politisasi banjir di ibu kota ini memang kental banget, lantaran di DKI jadi tempat tinggal petinggi dan pejabat elite nasional.

Makanya kata Bang Yos, jangan heran elite pemerintahan ada yang selalu saja ikut komentar persoalan DKI Jakarta meski bukan menjadi urusan yang bersangkutan.

“Jadi kalau Anies-Riza enggak di-gebukin gue cemburu. Kenapa waktu gue (era Bang Yos) di-gebukin kalau Anies kok enggak,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Namun demikian, Bang Yos membesarkan hati Anies Baswedan dan Riza Patria yang kerap diserang dengan kebijakannya di ibu kota.

Baca Juga: Bela Anies soal Banjir, Bang Yos: Kita Makin Tersohor Jika Sering Digebukin

“Tapi hikmahnya ada, kita makin kesohor kalau sering digebukin,” kata dia.

Sementara itu, aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Dwi Saung pun merasakan pula jadi korban politisasi banjir Jakarta.

Saat aktivis Walhi bersikap tertentu soal banjir Jakarta maka konsekuensinya bakal diserang salah satu kubu politik tertentu.

Dwi mengakui politisasi banjir Jakarta sudah berlangsung lama, maka mereka enggak kaget kok dilabeli dan dicaci salah satu kubu politik bila bersikap soal banjir.

Namun Dwi menyayangkan, kini politisasi banjir Jakarta membuat publik lupa dengan banjir-banjir lain di luar Jakarta, yang aslinya lebih parah.

“Sekarang kan jadi tak sehat. Banjirkan bukan Jakarta saja, Tangerang Bekasi itu berhari-hari banjir. Itu jadi terabaikan, fokusnya politik di Jakarta. Padahal banjr besar ada di luar Jakarta. Politisasi banjir Jakarta terlalu kuat, dan fokusnya ke Jakarta. Sedangkan Jakarta kan sebentar saja kan banjirnya,” ujar Dwi.

Load More