SuaraJakarta.id - Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi satu-satunya daerah di Banten bahkan di Pulau Jawa yang berstatus zona merah atau resiko penyebaran kasus Covid-19 yang tinggi.
Hal itu berdasarkan tampilan pada peta risiko penyebaran Covid-19 dalam laman resmi nasional Covid19.go.id.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie membenarkan daerahnya menjadi zona merah versi laman nasional Covid-19.
Namun, menurutnya hal itu lantaran adanya keterlambatan penginputan data.
"Selama ini ada perbedaan data Covid antara data di pusat dengan data Covid di Banten. Di mana selama ini data covid di Banten lebih banyak jika dibanding dengan data covid Banten di Pusat. Jadi data kasus Covid yang lama di Banten selama ini belum terinput seluruhnya pada aplikasi NAR (New All Record) milik pusat," jelas Benyamin saat dikonfirmasi, Rabu (7/4/2021).
Ben memaparkan, dari Posko KLN dan Pusdatin Kemenkes datang ke Banten untuk menyamakan data antara pusat dengan daerah pada 31 Maret 2021 lalu.
Kemudian, sejak 1-4 April 2021 kabupaten/kota se-Banten menginput ke dalam aplikasi NAR Pusat.
Semua data-data lama Covid-19 di Banten baik yang masih aktif, sembuh maupun meninggal yang belum terinput dalam aplikasi NAR.
Sehingga, lanjut Benyamin, setelah proses penginputan selama 4 hari, Kamis - Minggu tersebut, data Covid antara NAR Pusat dengan data web Provinsi Banten dan kab/kota sudah sama. Tidak ada lagi selisih perbedaan.
Baca Juga: Tangsel Jadi Satu-satunya Zona Merah Covid-19 di Pulau Jawa, Ini Daftarnya
"Hal ini menjadi seolah kasus di Banten terutama Tangsel, naik signifikan. Padahal, itu kasus lama yang baru terinput," paparnya.
Hal senada pun dipaparkan oleh Kepala Dinas Kesehatan dr Allin Hendallin Mahdaniar.
Usai melaksanakan sinkronisasi, pihaknya menemukan banyak data delay yang baru terlaporkan dan baru masuk setelah terverifikasi.
"Data yang terlaporkan diikuti dengan data kesembuhan," kata Allin dalam keterangan resminya, Rabu (7/4/2021).
Dia meminta masyarakat tak khawatir Tangsel menjadi satu-satunya daerah di Pulau Jawa yang menjadi zona merah Covid-19.
"Penyebabnya bukan jumlah kasus yang melonjak minggu ini. Tapi data lama yang baru terinput dikarenakan adanya perbedaan data yang dimasukkan ke dalam NAR," jelasnya.
Berita Terkait
-
Cerita Mengerikan Korban Penyekapan Modus COD Mobil di Tangsel
-
Sekap Pasutri Bak Hewan, Pemerasnya Pakai Nopol Dinas Palsu, Seragam Polisi hingga Airsoft Gun
-
Ngeri! Begini Peran Tersangka Wanita Komplotan Penyekap Pasutri Korban Modus COD di Tangsel
-
Sempat Bikin Panik, Polisi Pastikan Ledakan PT Nucleus Farma Bukan Bom: Kami Masih Selidiki
-
Tim Jibom Gegana sampai Turun Tangan, Detik-detik Ledakan Dahsyat di Gedung Nucleus Farma Tangsel
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Divonis 4 Tahun Penjara, Nikita Mirzani Dipeluk Oky Pratama Dan Sebut Akan Banding
-
Alasan Sandra Dewi Mendadak Cabut Gugatan Keberatan Penyitaan Aset
-
Menkeu Purbaya Akui Songong di Awal Jabatan: Dirujak Satu Hari Saya
-
Skill Bahasa Inggris Prabowo Bikin Trump Terpukau, Jokowi Jadi Perbandingan
-
Si 'Koboy' Purbaya Dinilai Akan Jadi Menteri Keuangan Yang Langgeng di Era Prabowo