SuaraJakarta.id - Pada momen puasa Ramadhan berbagai makanan camilan khas bermunculan. Salah satunya adalah kolang-kaling.
Meski pada hari-hari biasa memang ada, tapi tak sebanyak saat momen puasa. Kolang-kaling banyak dijajakan untuk isian tambahan menu kolak berbuka.
Selain itu, juga dijadikan tambahan menu es campur berbuka puasa.
Baik di pinggir jalan maupun di berbagai pasar modern dan tradisional kini mulai bermunculan para pedagang kolang-kaling.
Bentuknya yang khas, berwarna putih dan bulat lonjong dapat dikenali siapapun. Terlebih teksturnya yang licin dan lengket, menjadi ciri kuat biji pohon aren itu.
Salah satu pedagang kolang-kaling di Pasar Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Marta Wijaya mengaku, setiap tahunnya menjual biji pohon aren itu saat momen puasa Ramadhan.
Pandemi Covid-19 membuat Marta merasa penjualan kolang-kaling tak semujur tahun-tahun sebelumnya. Ini merupakan tahun kedua penjualannya menurun.
Kepada SuaraJakarta.id Marta bercerita, biasanya dalam satu-dua hari 2 kuintal kolang-kaling miliknya ludes diserbu warga. Tetapi saat ini, dengan jumlah yang sama, dalam tiga hari saja belum tentu habis.
"Saat ini satu kuintal 2 hari nggak abis, sebab gara-gara ada Corona. Dulu awal puasa dua kuintal tiap hari habis. Tapi sekarang, 50 kg nggak habis," katanya bercerita ditemui di Pasar Serpong, Senin (12/4/2021).
Baca Juga: PBNU: Awal Ramadhan 1442 Hijriah Jatuh pada Selasa 13 April 2021
Marta mengaku dirinya berjualan kolang-kaling hanya memanfaatkan momen. Sehari-hari, dia berjualan pete, jengkol dan telor tebu di Pasar Serpong.
Setiap Ramadhan, dia mencari peruntungan dengan nyambi jualan kolang-kaling. Hal itu lantaran pete, jengkol dan telor tebu tak lagi menjanjikan untuk dijadikan penghasilan utama.
Pasalnya, dia pernah rugi dari modal Rp 8 juta, dia hanya mendapat Rp 3 juta dari hasil penjualan. Sisa dagangannya, layu dan banyak dimakan sendiri, dibagi-bagi bahkan dibuang lantaran sudah busuk.
Pria yang telah berusia lebih setengah abad itu menuturkan, dalam menjual kolang-kaling dia tak sendiri. Modalnya jualan kolang-kaling merupakan hasil patungan dengan temannya bernama Mad Ita.
"Lebih enak patungan. Biar lebih aman dan bareng-bareng nyari rejekinya," tuturnya.
Marta mendapatkan kuintalan kolang-kaling itu dari Bogor. Dia menjualnya Rp 20 ribu per kg. Tak mudah menurutnya menjual kolang-kaling.
Berita Terkait
-
Aksi Panggung Iqbaal Ramadhan Dinilai Beda: Suaranya Kok Jadi Kayak Gini?
-
Ramadhan Sananta Bikin Merinding Legenda Timnas Malaysia, Kenapa?
-
Ramadhan Sananta Ngamuk di Malaysia! Target Utama: Tiket Timnas September
-
Calon Pengganti Ole Romeny Akhirnya Buka Suara, Akui Sudah Tak Sabar
-
3 Fakta Viral Siswi SMP Tangsel Dibawa Kabur Pemulung, Hilang Sejak 3 Agustus!
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Pabrik Lilin Rumahan di Jakbar Ludes Terbakar
-
Indonesia Emas 2045: IHCBS 2025 Siapkan Strategi Hadapi Tantangan Ekonomi Global!
-
Bagaimana Dompet DANA Kaget Menjadi Penolong Finansial Tak Terduga?
-
Mas Dhito Diam-diam Punya Teman Anak MTs, Ini Dia Orangnya
-
Tasyakuran Bersama Jamaah Haji Kabupaten Kediri, Mas Dhito Tanyakan Bekal yang Tetap Jadi Idola