SuaraJakarta.id - Jenuh dan gelisah. Itulah yang dirasakan Widy Nophanza Eka Putra setelah bertahun-tahun menjadi anak punk jalanan di Tangerang Selatan (Tangsel).
Termarginalkan, diusir dari rumah, dan tak dianggap anak menjadi konsekuensi yang harus diterima Widy setelah memutuskan menjadi anak punk jalanan lima tahun lalu.
Widy yang akrab disapa Doy, menceritakan sudah hidup sebagai anak jalanan sejak masih duduk di bangku sekolah Kelas 5 SD di Palembang, Sumatera Selatan.
Jalanan, lampu merah dan pasar jadi tempat dia beraktivitas sehari-harinya kala kecil dulu.
Baca Juga: Zaskia Sungkar Ceritakan Momen Hijrah Sampai Menutup Aurat
"Kehidupan di jalan sudah dari kecil. Pernah kejadian sudah kayak kucing sama anjing penampilan nggak sesuai apa yang diinginkan. Diusir, bahkan sudah nggak dianggap sebagai anak lagi," ungkap Widy saat ditemui SuaraJakarta.id, beberapa waktu lalu.
Widy mengakui, semasa hidupnya di jalanan banyak dihabiskan untuk berbuat hal negatif. Mulai dari mengonsumsi alkohol hingga narkoba setiap harinya.
Gelisah dan Hijrah
Widy pun menceritakan kisah hijrah dirinya saat akhirnya mulai mengikuti pengajian dan memutuskan bergabung ke Pesantren Tasawuf Underground.
Dia memutuskan hijrah lantaran merasa jenuh dan mulai gelisah dengan aktivitasnya di jalanan.
Baca Juga: Kisah Khadijah, Gadis Tangsel Jadi Mualaf Usai Baca Surat Al-Baqarah
"Kalau lagi mabuk kadang terbesit, mau sampai kapan begini terus. Kedua, memang motivasi saya pengen berubah gitu, jenuh dijalanan, mabok, narkoba. Gelisahlah, mau dibawa ke mana hidup. Ditambah jauh dari orang tua," tuturnya.
Semenjak berada di Pesantren Tasawuf Underground, Widy pun merasa hidupnya berubah 90 persen. Dari mabuk dan narkoba, kini sholat, zikir dan berwirausaha.
"Selama di sini jauh lebih tenang. Saya juga menyadari hubungan saya dengan orang tua sudah jauh, rusak. Tetapi sekarang Alhamdulillah, orang tua sudah tahu dan kembali menerima saya di keluarga," katanya bersyukur.
Rangkul Anak Punk
Pesantren Tasawuf Undeground dibentuk Ustaz Halim Ambiya, mantan editor di salah satu penerbit nasional.
Ustaz Halim bercerita, dibentuknya pesantren untuk anak punk jalanan itu berawal dari program kajian di media sosial 9 tahun lalu atau tahun 2012.
Berita Terkait
-
UMKM Naik Kelas, Sanrah Food Buktikan Peran BRI Dalam Ekspor Produk Lokal
-
Sadis! Usai Puas Gorok Leher Istri, Jefri Santai Serahkan Diri Sambil Gendong Anak
-
Jawaban Menohok Chacha Frederica Ditanya Soal Kehilangan Teman Usai Berhijrah
-
Perjalanan Hijrah Cynthia Ramlan, Adik Olla Ramlan yang Masih Istikamah Berhijab
-
Celine Evangelista Sudah Rasakan Manfaat Hijrah: Semoga Aku Istikamah
Tag
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Rp400 Ribu Lewat 9 Link DANA Kaget Hari Ini
-
Tumbuhkan Ekonomi Inklusif, Bank Mandiri Bekali 70 Usahawan Kreatif Naik Kelas di Depok
-
5 Rekomendasi Warna Cat Dulux Untuk Ruang Tamu Agar Terlihat Mewah
-
UMKM MerapatKUR BCA 2025: Pinjaman Tanpa Agunan Hingga 500 Juta
-
Duel Abadi di Kamar Mandi: Sabun Cair vs Sabun Batangan, Mana Lebih Bagus?