Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Kamis, 13 Mei 2021 | 00:20 WIB
Ilustrasi malam takbiran (Antara)

SuaraJakarta.id - Meski pandemi Covid-19 sudah berjalan satu tahun, ratusan masjid di Kota Tangerang Selatan masih abai protokol kesehatan.

Kini, pelaksanaan shalat Idul Fitri di masjid tersebut dikhawatirkan jadi kluster penyebaran covid-19.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tangsel Heli Slamet. Menurutnya, dari 651 masjid sekira 20 persen atau 130 masjid diantaranya masih mengabaikan protokol kesehatan Covid-19.

"Sampai saat ini masih ada 20 persen masjid kita memang shaf-shafnya itu rapat dan ada jamaahnya tak pakai masker," kata Heli, Rabu (12/5/2021).

Baca Juga: Inkonsisten Palembang Gelar Salat Id di Masjid: Larang, Boleh, Larang Lagi

Heli menerangkan, ratusan masjid yang mengabaikan protokol kesehatan Covid-19 itu tersebar di sejumlah lokasi. Yakni di perkampungan, pinggir jalan dan masjid dekat pasar tradisional.

"Pantauan kami pertama masjid di perkampungan. Ini ada beberapa yang tidak melaksanakan protokol kesehatan. Kemudian masjid yang dipinggir jalan. Ini juga catatan kami, kami laporkan juga ke pimpinan. Sama masjid di dekat pasar tradisional. Jadi memang sampai saat ini tidak 100 persen pelaksanaan prokes di masjid, kita hanya sampai 80 persenan," papar Heli.

Heli yang merupakan Kasubag Kesejahteraan di Setda Pemkot Tangsel menyebut, pengurus masjid yang mengabaikan protokol kesehatan itu lantaran mereka belum percaya adanya Covid-19.

"Mereka menafsirkan (covid-19) lain, itu ada. Itu di kalangan pengurus juga ada. Bahkan ada pendapat diantara mereka 'kalau mau kena mah kena aja'. Ini yang kita antisipasi dengan gencar sosialisasi," tutur Heli.

"Ada keyakinan itu, mereka masih nggak percaya ada covid bahwa kalu sudah kena ya sudah harusnya lah," sambungnya.

Baca Juga: Sunyi, Malam Takbir di Musala Darurat Terdampak Gempa Malang Tetap Khusyuk

Sebagai penyintas Covid-19, Heli pun kewalahan memberikan pemahaman agar mereka yang abai mau disiplin protokol kesehatan. Pasalnya, hal itu berkaitan dengan keyakinan.

"Kalau keyakinan enggak bisa dipaksakan. Kalau sudah keyakinan, mereka punya konsep lain dan kita nggak bisa masuk ke ranah itu. Faktor hidayah mah bukan di kita otoritasnya. Yang jelas kita sudah berupaya maskimal sudah melakan informasi, tapi masih begitu saja ya sudah semoga diberikan hidayah," pungkasnya.

Meski begitu, dirinya tak memungkiri merasa khawatir jika masih ada yang abaikan prokes terlebih saat shalat Id, akan menjadi tempat penyebaran covid-19.

"Terpenting kita sudah melakukan komunikasi informasi dan edukasi. Dengan penerapan prokes pakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan hindari berkerumun bisa meminimalisir penyebaran Covid-19," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More