Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Fakhri Fuadi Muflih
Minggu, 23 Mei 2021 | 12:02 WIB
Penasihat Fraksi Gerindra di DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik. (Suara.com/Fakhri Fuadi)

SuaraJakarta.id - Penasihat Fraksi Gerindra di DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik angkat bicara soal beredarnya informasi Gubernur Anies Baswedan menerima rumah mewah dari pengembang pulau reklamasi. Ia menilai hal ini adalah fitnah semata.

Rumah tersebut diketahui berada di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kediaman mewah itu memiliki dua tingkat, cat putih, pagar hitam, ornamen emas, dan saat ini sedang dijual.

Menurut Taufik, tudingan kepada Anies itu tidak beralasan. Namun ia menyebut memang banyak pihak yang mencoba menjatuhkan orang nomor satu di ibu kota itu.

"Cara-cara fitnah seperti ini menjijikan dan jahat," ujar Taufik kepada wartawan, Minggu (23/5/2021).

Baca Juga: Denny Minta KPK Selidiki Isu Anies Baswedan Terima Hadiah dari Pengembang

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu menyebut Anies tidak akan menerima gratifikasi seperti itu. Informasi tersebut dianggapnya sebagai hoaks atau berita bohong.

"Enggak benerlah itu berita asal itu. Kurang kerjaan itu," ucapnya.

Ia juga menyebut Anies hanya memiliki satu kediaman di Lebak Bulus, Jakarta Selatan dan bukan di Kebayoran Baru.

"Setahu saya engga punyalah dia, rumahnya yang lama aja Lebak Bulus itu," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, isu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapatkan hadiah dari seorang pengembang sebuah rumah menjadi sorotan dari pegiat media sosial Denny Siregar.

Baca Juga: KPK Diminta Selidiki Isu Anies Baswedan Terima Hadiah Rumah dari Pengembang

Dalam cuitannya, Denny Siregar mengatakan, bahwa ada isu Anies Baswedan mendapatkan sebuah rumah dari salah satu pengembang.

"Ada isu @aniesbaswedan terima hadiah rumah dari pengembang reklamasi," cuit Denny dikutip Suarabogor.id, Minggu (23/5/2021).

Denny Siregar mempertanyakan kebenaran Anies Baswedan yang diduga menerima pemberian dari seorang pengembang reklamasi.

"Ah, yang bener ??" tulisnya.

Dia memint agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun menelusuri isu tersebut.

"Supaya jangan terjadi fitnah, mungkin @KPK_RI bisa bantu selidiki," ujarnya lagi.

Load More