Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 07 September 2021 | 19:00 WIB
Kayu penyangga atap yang hampir roboh di gedung sementara yang ditempati siswa SMPN 23 Tangsel di Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Selasa (7/9/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Soal pelaksanakan PTM, Mamat menuturkan pihaknya membatasi jumlah siswa hanya 50 persen dari jumlah total 240, atau hanya 120 yang melaksanakan PTM.

Para siswa itu dibagi ke dalam dua kelompok sesuai dengan urutan absen ganjil-genap.

Siswa yang nomor absennya ganjil dijadwalkan mengikuti PTM terbatas di minggu pertama. Sedangkan siswa yang nomor absennya genap, mengikuti pembelajaran daring.

"Siswa dibagi dua kelompok sesuai nomor absen ganjil dan genap. Di awal ini kelompok siswa yang absennya ganjil dulu laksnakan PTM di sekolah, yang genap mengikuti live streaming pembelajaran melalui Google Meet," papar Mamat.

Baca Juga: 6 Tahun Pasca Diresmikan, Murid SMKN 6 Tangsel Masih Numpang di Gedung Bekas SD

Dia mengklaim, saat ini tercatat 85 persen siswanya telah disuntik vaksin. Sisanya, belum divaksin lantaran sakit dan belum mendapat izin orang tua.

"Ada siswa yang sakit jadi belum divaksin, tapi tetap dapat mengikuti PTM," pungkasnya.

SMPN 23 Tangsel masih memiliki sedikit siswa lantaran termasuk sekolah baru yang diresmikan pada 2020 lalu. Kini hanya ada kelas VII dan VIII.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Baca Juga: PTM di Tangsel, Begini Skenario Wali Kota Bila Ada Siswa Positif COVID-19

Load More