Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 30 September 2021 | 19:47 WIB
Museum Fatahillah di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. [Suara.com/Adhitya Himawan]

SuaraJakarta.id - Kepala UPK Kota Tua Dedy Tarmizi mengungkapkan penyebab kawasan wisata Kota Tua belum juga dibuka untuk umum hingga saat ini.

Menurutnya, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum memberikan barcode PeduliLindungi sebagai salah satu syarat pembukaan wisata Kota Tua untuk umum.

"Memang sudah diajukan dan sedang diproses. Kita tidak ada kendala sama sekali. Barkode PeduliLindungi belum turun dari Kemenkes," kata Dedy saat dikonfirmasi, Kamis (30/9/2021).

Dedy memastikan tidak ada kendala dalam proses pengajuan barcode PeduliLindungi ke Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Viral Aplikasi PeduliLindungi Diberi Bintang Satu, Balasan Admin Kominfo Disorot

Pengajuan barcode tersebut sudah diajukan pihak Kota Tua sejak beberapa hari lalu.

Namun demikian, Dedy tidak bisa memastikan penyebab barcode PeduliLindungi itu belum sampai ke pihaknya hingga saat ini.

Karena hal tersebut, museum Fatahillah yang berada di lingkungan Kota Tua pun belum bisa dibuka untuk umum.

Sejauh ini yang masih bisa beroperasi yakni restoran, hotel dan beberapa perkantoran yang berlokasi di wilayah Kota Tua.

Lebih lanjut, selain barcode, pihaknya mengaku sudah memenuhi sertifikasi CHSE yang mencangkup Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) untuk para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Juga: PHRI DIY Sebut 198 Hotel dan Restoran Sudah Pakai PeduliLindungi, Sisanya Tunggu Barcode

Kini pihaknya tinggal menunggu lampu hijau dari pemerintah pusat untuk kembali membuka tempat wisata Kota Tua.

"Tergantung keputusan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata kapan Taman Fatahillah dibuka. Kalau restoran, cafe, hotel dikawasan inti sudah buka," jelas dia.

Load More