SuaraJakarta.id - Terinspirasi dari budaya Baduy, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong Kota Tangerang Selatan tengah membuat aplikasi bernama LEUIT. Aplikasi itu digadang menjadi wadah big data semua aktivitas sekolah.
Kepala MAN Insan Cendekia Serpong Abdul Basit mengatakan, filosofi penamaan aplikasi tersebut dari leuit yang merupakan tempat penyimpanan padi usai dipanen masyarakat Baduy, Lebak, Banten. Tujuannya, untuk menjaga ketahanan bahan pangan pokok untuk jangka panjang.
"LEUIT itu kepanjangannya Learning E-office, Information and Integrated. Sama filosifisnya, aplikasi ini jadi big data kita (MAN IC) ada di situ. Semua administrasi, manajemen, informasi pembelajaran ada dalam aplikasi," kata Basit ditemui SuaraJakarta.id.
Basit menerangkan, pembuatan aplikasi LEUIT sebagai salah satu bentuk transformasi digital di era yang serba teknologi saat ini. Terlebih, ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadi salah satu dasar pembangunan MAN IC Serpong tersebut.
"Transformasi digital dilakukan dalam rangka program kami ke depan. Karena semua sudah berbasis teknologi. Kemudian tentu di hal lain juga kita ingin terus melakukan penguatan pada guru-guru kami ketika perkembangan duni pendidikan semakin cepat, terutama pembelajaran berbasis dunia teknologi informasi," terang Basit.
Lebih lanjut, Basit menyebut, transformasi digital yang dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menyiapkan siswanya semakin melek teknologi. Pasalnya, hal itu menjadi tantangan generasi saat ini yang lahir di era kecanggihan teknologi.
Menurutnya, generasi saat ini tak hanya sekadar pemakai aplikasi, tetapi harus menjadi pembuat aplikasi untuk masa depan.
"Jangan menyiapkan anak kita menjadi konsumen teknologi. Tidak hanya game, kalau kita asyik menggunakan, maka kita akan terjebak. Generasi sekarang harus berpikir apa yang akan dibuat untuk masa depan," ungkapnya.
"Jangan hanya memakai, tapi juga membuat. Kalau hanya memakai kita rugi sebagai generasi muda. Tetapi memang tidak bsia dihindari karena aktivitas apapun berkaitan dengan teknologi," tambah Basit.
Baca Juga: Permukiman Warga Baduy Terbakar Hingga Kerugian Capai Rp820 Juta, Apa Saja yang Terbakar?
Sistem Pendidikan di Indonesia
Untuk mewujudkan itu, selain sarana-prasarana yang memadai sistem pendidikannya pun harus mendukung. Menurutnya, sistem pendidikan di Indonesia saat ini belum memiliki standar yang jelas. Terlebih usai penghapusan Ujian Nasional (UN) yang kini diganti dengan asessmen.
"Setelah UN tidak ada, sistem pendidikan saat ini tidak ada standar. Apa sih standar minimal yang harus dicapai oleh siswa. Ketika UN ini tidak ada, kemudian diganti asesmen, ya maaf karena masih baru ya belum (jelas). Tetapi yang jelas, negara harus punya standar bahwa lulusan sekolah itu apa yang didapat oleh siswa. Baik di SMA ataupun MA," ungkapnya.
Pendidikan saat ini, lanjut Basit, masih menerapkan banyaknya mata pelajaran di sekolah. Hal itu, dianggap justru menyulitkan siswa untuk fokus.
"Saya melihat kalau boleh fair dan jujur bahwa mata pelajaran kita terlalu banyak. Sehingga target kita terlalu banyak yang harus dicapai, siswa tidak bisa fokus. Sementara ketika masuk perguruan tinggi itu fokusnya satu," papar Basit.
Sebagai salah satu SMA terbaik di Indonesia berdasarkan nilai UTBK, Basit mengklaim, sekolahnya memiliki sistem pembelajaran yang jelas dengan menargetkan siswanya diterima di perguruan tinggi favorit bahkan di luar negeri.
Berita Terkait
-
Cinta Tanah Air Berkobar: Suku Baduy Rayakan HUT ke-80 RI dengan Cara Mereka Sendiri
-
Dari PIK yang Modern ke Baduy yang Tradisional: Ini Rekomendasi Perjalanan Pariwisata Memukau!
-
Ketika Kota Bertemu Hutan, Kisah Empat Pelajar Jakarta Menyatu dengan Jiwa Baduy
-
Saung Kamar Mandi Baduy Jadi Lengkap, Germany Brilliant Peduli Dukung Peningkatan Wisatawan
-
Rangkaian Tradisi Seba Baduy yang Digelar Mulai Hari Ini, Libatkan Ribuan Warga Adat
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Cara Menghindari Gangguan Kecemasan Akibat Konsumsi Informasi di Media Sosial
-
Tak Banyak yang Tahu, Pulau di Indonesia Ini Ternyata Pernah Keluar dari NKRI
-
Misteri Menara Saidah: Mengapa Gedung Megah Ini Jadi Istana Hantu di Jantung Jakarta?
-
"Nyawa Ayahku Hanya Dihargai 1,5 Tahun" Keluarga Korban Gebrak Meja di Sidang Tabrak Lari
-
Livin' Fest 2025: Bank Mandiri Bakal Suguhkan Expo dengan Sinergi UMKM dan Ekonomi Kreatif