Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung
Senin, 08 November 2021 | 13:46 WIB
Kawasan Rawajati, Pancoran Jakarta Selatan, masih direndam banjir setinggi 20-40 sentimeter. Warga di Jalan Bina Warga Rukun Tetangga (RT) 03 RW 07 berupaya mengurai genangan, Senin (8/11/2021). Antara/Sihol Hasugian

SuaraJakarta.id - Pemukiman warga di RT 03 RW 07, Rawajati, Pancoran Jakarta Selatan masih terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 20-40 sentimeter hingga Senin (8/11/2021) siang. Banjir ini akibat luapan Kali Ciliwung.

Salah seorang warga, Sri Sumarni (45) mengatakan banjir yang menggenangi permukiman warga tersebut sudah terjadi sejak pukul 21.00 WIB pada Minggu, (7/11).

Sumarni saat ditemui di lokasi, mengatakan tingginya curah hujan dan meluapnya Sungai Ciliwung membuat kawasan itu dilanda banjir dengan ketinggian mencapai dua meter lebih.

"Ada 50 kepala keluarga, 133 jiwa yang semuanya terkena banjir, itu yang paling parah terendam di lapangan bulu tangkis," kata istri dari Ketua RT 03 RW 07 Rawajati itu.

Baca Juga: 91 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir, 182 Warga Mengungsi

Dia juga menyebutkan banjir yang melanda ini menjadi yang terparah dalam beberapa pekan terakhir lantaran mencapai ketinggian dua meter lebih.

Pantauan Antara di lokasi pukul 12.00 WIB sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta tengah berupaya mempercepat pengurangan genangan dengan pompa air.

Warga juga bergotong royong untuk mengurai genangan dan membersihkan sisa-sisa lumpur dari banjir.

"Warga di sini sebenarnya sudah menjaga kewaspadaan. Sekarang kondisi cuaca tidak bisa diprediksi, tiba-tiba ada banjir. Pokoknya kita sudah paham juga barang-barang yang berharga itu sudah diamankan," ujar Sumarni.

Sementara itu, warga lainnya Yani (41) mengaku saat terjadi banjir warga di kawasan itu langsung beranjak ke lantai dua rumah masing-masing. Yani mengaku banjir terjadi mulai Minggu malam imbas hujan deras yang mengguyur kawasan itu.

Baca Juga: Banjir di Pejaten Timur, Ketinggian Air hingga 2 Meter

Ketinggian air, katanya, mulai surut mulai sejak Senin subuh. Hingga saat ini, Yani dan warga lainnya masih terus berupaya mengeluarkan air dan lumpur dari dalam dan pekarangan rumah. (Antara)

Load More