Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 30 November 2021 | 20:52 WIB
Tiga tenda darurat didirikan di Rumah Lawan COVID-19 (RLC) Tangsel untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19, Senin (28/6/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Pemerintah Kota Tangerang Selatan bersiap menghadapi ancaman gelombang ketiga COVID-19. Salah satunya dengan menambah fasilitas di Rumah Lawan COVID-19 (RLC).

Koordinator RLC Tangsel, dr Suhara Manullang mengatakan, pihaknya sudah menambah jumlah tempat karantina untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus gelombang ketiga COVID-19.

Suhara menerangkan, zona tiga yang dijadikan tempat karantina dibuat dari tenda darurat BNPB. Sebelumnya, tenda tersebut merupakan tempat transit saat terjadi lonjakan gelombang kedua COVID-19.

"Saat gelombang kedua terjadi lonjakan, banyak pasien yang tidak tertolong di rumah. Maka waktu itu rapat dengan Pak Wali saya ngasih pandangan dibuat transit, dibuat tiga tenda. Menghadapi gelombang ketiga ini, tiga tenda itu disiapkan plus ruang poli akan dijadikan ruang tindakan," kata Suhara, Selasa (30/11/2021).

Baca Juga: Wali Kota Benyamin Ungkap Bocoran UMK Tangsel 2022, Bakal Ada Kenaikan

Suhara menuturkan, saat ini tiga tenda tersebut sudah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas. Mulai dari tempat tidur, pendingin ruangan hingga televisi.

"Totalnya kami siapkan 36 tempat tidur, jadi menambah kapasitas yang ada. Semula zona 1 dan 2 totalnya 300, ditambah zona 3 ini jadi kapasitas daya tampung hingga 336 bed," tuturnya.

Tiga tenda darurat didirikan di Rumah Lawan COVID-19 (RLC) Tangsel untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19, Senin (28/6/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Menurutnya, zona 3 akan dijadikan tempat karantina bagi pasien COVID-19 dengan gejala ringan. Sementara untuk yang gejala berat dan perburukan akan dirujuk ke rumah sakit khusus penanganan COVID-19.

Hal itu, kata Suhara, akan memudahkan penanganan COVID-19 jika terjadi lonjakan kasus nanti. Pihaknya, berperan sebagai penanganan sedangkan pihak Dinas Kesehatan fokus pada testing, tracing dan vaksinasi.

"Treatment-nya itu kami ambil alih. Testing dan tracing tugasnya Dinkes. Namanya virus atau apapun harus dilandaikan kasusnya, tidak ada yang menjamin tidak ada yang tertular. Bukan mendoakan gelombang ketiga, tapi tidak ada yang menjamin tidak akan terjadi gelombang ketiga," ungkapnya.

Baca Juga: Perampok Satroni Rumah Bos Limbah di Tangsel, Satu Penghuni Dikeroyok dan Nyaris Ditusuk

"Kalau ada yang positif, angkut ke RLC biar nggak nularin ke yang lain dan jangan sampai perburukan. Kalau perburukan kita rujuk. Sehingga tidak menimbulkan kepanikan penanganan hingga membludak di rumah sakit," sambung Suhara.

Tempat karantina Rumah Lawan Covid-19 bertema glamour camping kini kosong dari pasien COVID-19 gejala ringan yang menjalani karantina di Tandon Ciater, Serpong, Jumat (15/10/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Saat ini, Suhara mengklaim, pihaknya sudah bersiap menghadapi lonjakan kasus gelombang ketiga COVID-19 yang diprediksi bakal terjadi pasca peringatan Natal dan Tahun Baru 2022.

"Mau varian apapun, kita harus siap. Suka tidak suka harus disiapkan. Forkopimda juga bersepakat bahwa agar tidak ada yang isoman di rumah lagi," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More