Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 04 Desember 2021 | 08:05 WIB
Penampakan Gedung Cyber 1, Kuningan, Mampang Prapatan, Jaksel pasca kebakaran menelan korban jiwa. (Suara.com/Yosea Arga)

SuaraJakarta.id - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menjamin pusat data (data center) di Gedung Cyber 1 Jakarta dalam kondisi aman, menyusul terjadinya kebakaran di gedung itu, Kamis (2/12/2021).

"Saat ini, kami menegaskan bahwa pusat data APJII aman, tetapi tentu kami akan terus melakukan cek fisik pasca peristiwa kebakaran," ujar Ketua Umum APJII Muhammad Arif dalam keterangan tertulis, Jumat (3/12/2021).

Ia menjelaskan pihaknya juga telah melakukan investigasi terkait peristiwa itu dan melakukan sejumlah antisipasi jaringan internet tidak terputus.

APJII dengan 745 anggota ini memang menyimpan salah satu pusat datanya di Gedung Cyber 1. Keberadaannya berperan penting dalam pelayanan internet anggota APJII di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Kebakaran di Kampung Melayu, 13 Unit Damkar Dikerahkan, Kerugian Rp 600 Juta

Ketua Bidang Koordinator IIX dan Data Center APJII Syarif Lumintarjo juga menjamin tidak ada fisik pusat data yang terbakar sehingga semua data yang tersimpan aman.

Syarif menegaskan sesuai kronologi, terjadinya "down" pada beberapa situs dan aplikasi dikarenakan pemadaman listrik bukan dikarenakan terbakarnya fasilitas server.

"Sebenarnya, masalah yang kemarin terjadi sampai adanya pemadaman adalah pada saat terjadi kebakaran. Listrik belum mati. Hanya saja asap yang ada di lokasi kebakaran masuk ke 'precision air conditioning' (AC)," kata Syarif.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa asap tersebut masuk ke AC di dalam data center APJII sehingga membuat ruangan tersebut menjadi pekat.

Dan karena tidak ingin asap masuk ke dalam data center, akhirnya AC dimatikan, namun yang terjadi adalah banyak perangkat mengalami 'high temperature (panas)' yang terdeteksi pada pukul 14.30 WIB.

Baca Juga: Kasus Kebakaran Gedung Cyber 1 Kuningan, Polisi Periksa Empat Saksi

Menurut Syarif, untuk mencegah terbakarnya server di data center, kemudian diputuskan untuk dilakukan pemadaman listrik.

"Untuk mencegah kerusakan yang lebih jauh karena data center panas. Logikanya seperti pada saat radiator mobil mengalami masalah. Daripada bocor terus jalan, kita berhenti untuk mencegah kerusakan perangkat yang lebih jauh," ucap Syarif.

Pada Kamis 2 Desember 2021 pukul 16.30 WIB, tim teknis sudah mulai menghidupkan satu-persatu perangkat yang ada di APJII.

Setelah peristiwa kebakaran itu, kini APJII mendesak pengelola Gedung Cyber untuk memperketat prosedur standar operasi (SOP).

Kemudian pengelola gedung harus menerapkan SOP yang ketat, terlebih kepada bagaimana memastikan perangkat dipasang dengan cara yang tepat.

"Kebakaran di gedung Cyber 1 bukan kali pertama terjadi. Pengelola gedung perlu memperketat SOP dan mengecek secara berkala perangkat yang ada di pusat data dan ruangan para 'tenant' (penyewa)," ujar Syarif menambahkan.

Load More