Rizki Nurmansyah
Rabu, 15 Desember 2021 | 20:28 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual. [Suara.com/Iqbal Asaputro]

SuaraJakarta.id - Siswi Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang diduga jadi korban pelecehan seksual oleh oknum pegawai honorer Kelurahan Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berjumlah tiga orang. Mereka dilecehkan dalam bentuk pelecehan fisik.

Hal itu diungkapkan Kepala UPTD Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang Selatan Tri Purwanto. Dia mendapati laporan tersebut dari Satgas Perlindungan Anak Kelurahan Jombang.

"Iya sudah masuk laporannya, yang melaporkan ke kita ada pelecehan seksual terhadap siswa yang magang di kelurahan," kata Tri saat dikonfirmasi SuaraJakarta.id, Rabu (15/12/2021).

Tetapi, hingga saat ini pihaknya belum mendapati keterangan lengkap soal kronologis pelecehan seksual yang dilakukan oknum pegawai honorer Kelurahan Jombang.

Baca Juga: Unsri Tunggu Keputusan Hukum Tetap, Pecat Dosen Cabul

"Kita belum dapat informasi lengkap, lagi klarifikasi dulu ke yang bersangkutan dan satgas, karena mereka yang tahu. Jadi nanti kalau sudah kita klarifikasi dan panggil orang tuanya juga, kita panggil juga pelakunya nanti baru proses selanjutnya bagaimana," terang Tri.

Tri menyebut, dari laporan yang didapat ada tiga siswi yang diduga jadi korban pelecehan seksual di lingkungan kelurahan itu. Mereka semua, lanjut Tri, masih di bawah 18 tahun.

"Korbannya ada tiga siswi, usianya masih di bawah 18 tahun. Antara 16 dan 17 tahun," sebutnya.

Mereka, kata Tri, mendapat perlakuan pelecehan seksual berupa sentuhan fisik di bagian sensitif wanita.

"Pelaku megang bagian area sensitif, informasinya begitu. Tapi dari anaknya juga belum cerita secara detail," ungkapnya.

Baca Juga: Pegawai Honorer Kelurahan di Tangsel Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Siswi PKL

Tri juga menyayangkan pihak sekolah yang sudah mempertemukan terduga pelaku dengan para korban di sekolah.

Menurutnya, pertemuan itu justru akan menambah trauma para korban dan membuat korban tertekan. Sehingga tak bisa leluasa bercerita soal pelecehan seksual yang dialami.

"Katanya pihak sekolah sudah memfasilitasi pelaku dan korban. Tapi kan saya bilang itu rawan banget, gimana anaknya nggak trauma. Itu dia yang kita sayangkan dari pihak sekolah, makanya kita ambil alih. Besok kita panggil satgasnya untuk cerita kronologis yang jelasnya dan mengabari si orang tuanya karena katanya orang tuanya belum tahu," paparnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More