Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung
Kamis, 10 Februari 2022 | 19:30 WIB
Ilustrasi Covid-19. [Xinhua via DW]

SuaraJakarta.id - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyampaikan bahwa DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus Covid-19 tertinggi mingguan nasional.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, DKI Jakarta menjadi provinsi yang menyumbang angka kasus Covid-19 mingguan nasional tertinggi, yakni 42 persen.

"DKI Jakarta menyumbangkan 42 persen kasus nasional. Kasus di DKI Jakarta naik 138 kali lipat dalam enam minggu," kata Wiku dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (10/2/2022).

Ia menambahkan penyumbang kasus Covid-19 mingguan tertinggi itu disusul Jawa Barat yang menyumbangkan 23,5 persen kasus dengan kenaikan kasus sebanyak 336 kali lipat dalam enam minggu berturut-turut.

Banten menyumbangkan 14,31 persen kasus nasional dengan kenaikan kasus 620 kali lipat dalam enam minggu terakhir. Jawa Timur menyumbang 5,22 persen kasus nasional dengan kenaikan 83 kali lipat dalam enam minggu, Bali menyumbangkan 5,21 persen kasus dengan kenaikan 392 kali lipat dalam enam minggu.

Selanjutnya, Jawa Tengah menyumbangkan 2,62 persen kasus nasional, dengan kenaikan 67 kali lipat dalam enam minggu. Dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai penyumbang satu persen kasus nasional dengan 51 kali lipat dalam enam minggu.

Wiku meminta pemerintah daerah dengan kondisi kasus yang tinggi itu harus segera melakukan langkah pengendalian, termasuk dengan melakukan pembatasan aktivitas masyarakat yang sudah tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2022 terkait PPKM Level 1-3 di wilayah Jawa-Bali.

"Kenaikan yang signifikan pada daerah-daerah itu terutama daerah yang kasusnya meningkat cepat seperti Banten, Bali, dan Jawa Barat menunjukkan pentingnya melakukan pembatasan aktivitas masyarakat dalam PPKM Level 3," ujar dia.

Ia menambahkan pemerintah daerah harus mengusahakan agar tidak ada lagi penambahan kasus dalam dua minggu ke depan atau kenaikan kasusnya sama dengan nol.

"Dalam hal ini kunci utama keberhasilan adalah meniadakan penambahan kasus dengan penerapan disiplin protokol kesehatan dengan maksimal," katanya. (Antara)

Load More