Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 18 Maret 2022 | 19:36 WIB
Seorang pelayan warteg mengemas pesanan pengunjung di Serpong, Tangsel, Selasa (27/7/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Pedagang warteg yang tergabung dalam Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) menaikkan harga menu makanan sebagai imbas mahalnya harga minyak goreng.

Ketua Kowantara, Mukroni mengatakan, kenaikan harga itu dilakukan setelah pemerintah mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng pada Rabu (16/3).

"Untuk gorengan naik dari Rp1.000 ke Rp2.000, tapi (ukuran) tempenya agak besar. Ada (pedagang) yang sudah mulai hari ini," kata Mukroni.

Mukroni mengatakan para pedagang warteg terpaksa menaikkan harga karena mereka harus mengeluarkan modal lebih banyak untuk membeli minyak goreng.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng yang Mahal, Juliana Kebingungan Pasang Harga untuk Gorengan Dagangannya

Mukroni menambahkan harga minyak goreng kemasan saat ini melonjak di kisaran Rp 24 ribu per liter.

Namun dia mengatakan harga tersebut dapat lebih mahal karena tergantung pada masing-masing merek.

"Kita menyayangkan ya karena tiba-tiba juga ini ada kenaikan harga. Tapi kita juga tidak mungkin menentang kebijakan pemerintah," ujar Mukroni.

Mukroni mengatakan kenaikan harga menu yang penyajiannya dengan proses menggoreng akan berlaku bertahap agar tidak memberatkan masyarakat.

"Ya (kenaikan) sekitar lima sampai 10 persen. Seperti tempe tahu dan yang goreng-gorengan, kita nanti akan menyesuaikan dengan harga bahan baku. Jadi, itu yang kita nanti lakukan," kata Mukroni.

Baca Juga: Pemerintah Bilang Stok Minyak Goreng Terkendali, Pedagang di Babelan: Tetap Aja Langka

Load More