Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung
Rabu, 22 Juni 2022 | 21:38 WIB
Kondisi parkir liar di depan Pasar Ciplak, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (22/6/2022). Antara/HO-Dokumentasi Pribadi

SuaraJakarta.id - Pengelola Area 07 Perumda Pasar Jaya mengaku belum menertibkan keberadaan parkir kendaraan dan pedagang kaki lima atau PKL liar di lahan hijau Pasar Ciplak Jatinegara, Jakarta Timur, karena menghindari konflik dan masalah baru.

Manajer Area 07 Perumda Pasar Jaya, Fauzan mengatakan pihaknya telah lama membahas masalah parkir liar dan PKL di Pasar Ciplak, namun belum bisa melakukan penindakan karena lokasi yang ada di bagian jalan lingkungan.

"Kami belum bisa menindak, karena faktor lokasinya tersebut," kata Fauzan di Jakarta, Rabu (22/6/2022).

Saat ini, kondisi Pasar Ciplak kurang tertata rapih akibat adanya pedagang kaki lima hingga parkir liar yang menguasai area yang seharusnya menjadi jalur hijau.

Baca Juga: Viral Tawuran Remaja Pakai Sajam dan Bom Molotov di Duren Sawit, Polisi: Mereka Bikin Konten

"Karena kalau kami bertindak dan itu bukan area kami, malah menimbulkan masalah baru. Kami juga belum bertindak karena untuk mencegah konflik terjadi di pasar tersebut. Apalagi pengelola parkir yang ada juga sudah menanyakan hal tersebut," ujar Fauzan.

Warga sekitar Pasar Ciplak, Sofyan menuturkan lahan parkir liar di lokasi tersebut tidak dikelola oleh Pasar Jaya langsung, namun dikuasai kelompok organisasi kemasyarakatan sehingga menghilangkan peluang pendapatan daerah dari retribusi parkir.

"Karena jadi lahan parkir, ya pengunjung sekarang parkirnya di tempat itu, nggak ada yang mau ke dalam," tuturnya.

Dia mengungkapkan alih fungsi area itu sudah berlangsung selama dua tahun belakangan ini, sejak pasar tersebut selesai direvitalisasi.

Sofyan menyebutkan area yang dijadikan lahan parkir liar dan tempat berjualan tersebut diketahui menghasilkan uang yang tak sedikit. Dia mengaku mendengar pemasukan dalam sehari dari parkir liar itu lebih dari Rp800 ribu.

Baca Juga: Tawuran Pecah di Duren Sawit Saat Adzan Subuh Berkumandang, Terdengar Suara Ledakan

"Kalau yang pedagang biasanya bayar Rp300 ribu per bulan, cuma lihat aja tuh, banyak banget pedagangnya kan," ucap Sofyan. (Antara)

Load More