SuaraJakarta.id - Seorang mahasiswi Aulia (19) yang ditemui di jalur pejalan kaki jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara, Sabtu malam, menilai durasi pemadaman lampu untuk program earth hour selama 60 menit terlalu singkat.
"Kalau satu jam sih kurang ya,” kata Aulia.
Aulia khawatir aksi memadamkan lampu selama satu jam itu tidak berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat akan penghematan energi yang berdampak pada perubahan iklim dunia.
Selain itu, ia berharap agar cakupan wilayah yang melakukan pemadaman lampu dapat diperluas sehingga pesan menyayangi bumi lebih tersampaikan ke masyarakat luas.
Berdasarkan pantauan, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara menjadi salah satu jalan protokol yang mengikuti pemadaman lampu selama satu jam dalam peringatan Earth Hour 2022 yang diimbau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Tepat pukul 20.30 WIB, lampu di jalan protokol ini dipadamkan sebagai bentuk pesan edukasi agar masyarakat sadar pentingnya menghemat energi dan berkontribusi dalam penurunan emisi karbon.
Di sisi lain, seorang pengemudi ojek daring, Irvan (21) yang ditemui di Halte Pulomas mengakui mendukung program pemadaman lampu sementara ini.
Pengemudi asal Bekasi ini pun berharap masyarakat lebih sadar lingkungan dengan memilih transportasi umum dalam beraktivitas, mengingat akses transportasi di Jakarta cukup mudah dan terdapat banyak pilihan moda, seperti KRL, TransJakarta hingga ojek berbasis aplikasi.
“Untuk orang-orang kalangan atas, menengoklah ke bawah. Jangan ada duit, ada mobil keluaran terbaru beli lagi, ada promo beli lagi, sementara kan ada transportasi umum yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi karbon,” jelasnya.
Baca Juga: Mencoba Kabur, Penjambret Ponsel Tewas Tertabrak Truk Kontainer di Pluit
Mengacu pada Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Pemadaman Lampu dalam Rangka Aksi Hemat Energi dan Pengurangan Emisi Karbon.
Gubernur Anies Baswedan menyampaikan program earth hour merupakan program satu jam untuk menjaga bumi dengan cara menghemat energi.
Anies juga menyebut earth hour merupakan momentum pemersatu bagi masyarakat dunia untuk memperhatikan lingkungan dan bumi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
Terkini
-
12 Mobil Bekas Keren dengan Cicilan Rp2 Jutaan, Gaya Dapat Dompet Aman
-
8 Mobil Niaga Bekas di Bawah Rp80 Juta untuk Merintis Usaha, Irit & Tahan Banting
-
Sinergi untuk Pemulihan: Perjuangan Mengirim Bantuan di Tengah Infrastruktur Lumpuh
-
10 HP Murah untuk Hindari Android Kadaluarsa, Cocok buat Pengguna Budget 1-2 Jutaan
-
7 Sneakers Lokal yang Kerennya Setara Merek Internasional, Bikin Pede Melangkah Tanpa Mahal