Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 18 Juli 2022 | 20:20 WIB
Lokasi kecelakaan truk tangki pertamina yang menyeruduk kendaraan roda doa di jalan alternatif cibubur, transyogi yang sebabkan belasan orang meninggal pada Senin (18/7/2022). [Suara.com/Danan Arya]

SuaraJakarta.id - Kecelakaan maut yang melibatkan satu truk tangki dan beberapa kendaraan terjadi di Jalan Alternatif Cibubur Transyogi pada Senin (18/7/2022). Akibat kecelakaan fatal tersebut, 11 orang dinyatakan meninggal dunia.

Jumlah tersebut bertambah, setelah sebelumnya disebut ada delapan orang yang meninggal.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengemukakan sedikitnya ada 10 sepeda motor yang terlibat dalam kecelakaan mengerikan tersebut.

"Untuk sementara korban ada di Kramat Jati 11 orang meninggal dunia. Tapi ini kita masih akan cek ulang kembali, karena baru terjadi. Kita cek betul, identitas pun nanti akan kita cek nanti dengan melibatkan dokkes untuk melakukan pemeriksaan," katanya seperti dikutip Suara.com.

Baca Juga: Korban Meninggal Kecelakaan Maut di Cibubur Bertambah Jadi 11 Orang

Sementara dari Pantauan dari Suara Bekaci di lokasi kejadian pada petang hari, sempat terjadi kemacetan akibat kecelakaan ini. Sejumlah petugas juga sibuk mengevakuasi korban. Suara sirene mobil ambulans terus terdengar di lokasi kejadian dan lalu lalang membawa korban.

Saat ini, seluruh korban sudah di bawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Puing-puing bekas kecelakaan juga terlihat masih berserakan sepanjang 200 meter dari lokasi kejadian. Untuk serpihan kendaraan saat ini sedang di bersihkan oleh petugas yang berjaga dan di bantu warga sekitar, untuk meminimalisir kemacetan yang ada.

Menurut salah satu saksi mata di lokasi kejadian, Kunto (35) mengatakan bahwa saat peristiwa terjadi, posisi sedang macet.

Saat itu kata Kunto, lampu lalu lintas dalam kondisi lampu merah.

Baca Juga: Pertamina Segera Investigasi Penyebab Kecelakaan Maut di Cibubur

"Tadinya posisi pas kondisi macet, pas lampu merah juga pas posisi merah" kata Kunto kepada Suara Bekaci.

Sementara dari salah satu saksi mata, Kunto mengatakan kejadian kecelakaan beruntun itu berawal dari truk Pertamina yang alami rem blong. Truk lalu menabrak minibus Avanza.

Setelah itu mobil Avanza tersebut menabrak pemotor. Selanjutnya, sejumlah motor mulai menyerempet ke sebuah bus Marinir.

Bus Marinir kemudian menabrak sebuah angkot. Dijelaskan Kunto, ia juga sempat menyelamatkan seorang bocah yang terpental karena kecelakaan maut tersebut.

"Anak kecilnya sudah posisi di pinggir jalan, ia terpental" ucapnya.

Kondisi anak kecil itu menurut Kunto mengalami luka di bagian wajah.

Load More