Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 29 Agustus 2022 | 21:41 WIB
Ketua DPW PPP DKI Jakarta Guruh Tirta Lunggana memberikan keterangan dalam pembukaan Workshop Political Marketing & Bedah Dapil PPP Provinsi DKI Jakarta di Grand Orchardz Hotel Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2022). [Dok. DPW PPP DKI Jakarta]

SuaraJakarta.id - Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa meminta maaf dan mengakui kesalahannya yang memicu polemik imbas pidatonya terkait pemberian "amplop kiai".

Terkait ini, Ketua DPW PPP DKI Jakarta Guruh Tirta Lunggana meminta polemik terkait pernyataan Ketum PPP Suharso Monoarfa soal "amplop kiai" itu agar diakhiri.

"Persoalan itu tidak perlu dibesar-besarkan lagi," kata Tirta Lunggana dalam keterangan tertulis, Senin (29/8/2022).

Tirta Lunggana beralasan, Suharso sudah mengaku khilaf dalam membuat ilustrasi dan sudah meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang keliru itu.

Baca Juga: Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa Kembali Diminta Mundur

"Saya pastikan itu pidato yang beredar sudah dipotong, mungkin sengaja agar viral di medsos. Saya kan hadir waktu pembekalan anti korupsi KPK, makanya tahu," katanya.

Dia yakin apabila pidato Suharso didengarkan secara utuh akan dipahami oleh masyarakat dalam konteks edukasi anti korupsi.

Meski begitu, kata dia, persoalan itu tidak mengganggu fokus PPP menjelang Pemilu 2024. Khususnya di daerah termasuk di DKI Jakarta.

"Kami sepenuhnya fokus melakukan konsolidasi internal struktural PPP DKI sampai tingkat ranting dan persiapan rekrutmen calon legislatif DPR dan DPRD 2024," katanya.

Sebelumnya, Ketum PPP Suharso Monoarfa meminta maaf dan mengakui kesalahannya yang memicu polemik imbas pidatonya terkait pemberian "amplop kiai" pada kegiatan Pembekalan Anti Korupsi Politik Cerdas Berintegritas di KPK pada 15 Agustus 2022.

Baca Juga: Ratusan Santri Banten Tuntut Suharso Manoarfa Diadili, Buntut Pernyataan soal 'Amplop Kiai'

"Saya akui ilustrasi dalam sambutan itu sebuah kekhilafan dan tidak pantas saya ungkapkan. Mestinya ada cara lain, bukan dengan mengungkapkan ilustrasi yang justru mengundang interpretasi yang keliru, dan apalagi dipotong-potong," katanya.

Load More