Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 31 Agustus 2022 | 17:39 WIB
Pedagang menunjukkan telur retak di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Rabu (31/8/2022). [ANTARA/Yogi Rachman]

SuaraJakarta.id - Imbas mahalnya harga telur membuat pedagang memilih alternatif lain untuk mendapatkan protein dari ayam tersebut, salah satunya dengan membeli telur retak.

Seorang pedagang telur di Pasar Kramat Jati, Rizal mengatakan, mahalnya harga telur yang mencapai Rp30 ribu per kilogram sejak satu bulan terakhir membuatnya juga menjual telur retak yang dihargainya Rp1.500 per butir.

"Pembelinya (telur retak) ya ada yang buat di rumah, ada yang pedagang rumah makan. Kalau telur pecah dijual per buah, tergantung stoknya," katanya seperti dikutip Antara, Rabu (31/8/2022).

Telur yang dijual Rizal, diakuinya dalam kondisi cangkang yang sudah tidak utuh. Biasanya telur yang tidak dalam kondisi normal tersebut disebabkan benturan saat proses distribusi dari tingkat peternak ke pedagang pasar.

Baca Juga: Imbas Harga Telur Ayam Mahal, Warga Beli Telur Retak di Pasar Kramat Jati

Dia mengatakan, pembeli tetap nekat membeli telur retak, meski sisi higienisnya berbeda dibandingkan telur dalam kondisi bagus.

Rizal mengatakan, pembeli telur retak saat ini tak hanya datang dari pemilik rumah makan seperti sebelum adanya kenaikan harga. Pembeli juga datang untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga.

"Harganya belum turun karena dari sananya di peternak masih mahal. Rp30 ribu ini di pasar, kalau di tingkat warung-warung kecil lebih mahal," ujar Rizal.

Diakuinya, selama berjualan telur ayam 10 tahun, pembeli tetap memilih telur retak karena merupakan komoditas sembako yang setiap harinya dibutuhkan.

"Kalau telur pecah harganya sama saja, tidak mengalami kenaikan. Sebenarnya sih kalau pembeli, walaupun telur mahal tetap banyak, yang penting suplai ada, tidak langka," kata Rizal. (Antara)

Baca Juga: Harga Telur Naik, Pembuat Kue di Pekanbaru: Keuntungan Semakin Menipis

Load More