Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Faqih Fathurrahman
Rabu, 21 September 2022 | 14:56 WIB
Aksi demonstrasi pengemudi taksi online (taksol) di depan Gedung DPR pada Rabu (21/9/2022). [Suara.com/Faqih]

SuaraJakarta.id - Puluhan pengemudi taksi online (taksol) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI pada Rabu (21/9/2022).

Pantauan Suara.com, 11 orang dari perwakilan pengemudi online masuk menemui anggota dewan untuk menyampaikan tuntutannya. Namun, belum diketahui siapa yang ditemui oleh perwakilan demonstran.

"Ada 11 orang perwakilan yang masuk ke dalam. Kalau mau wawancara nanti sama koordinator yang ada di dalam," kata massa aksi berinisial B di depan Gedung DPR.

Dalam tuntutannya, mereka menyampaikan beberapa tuntutan di antaranya penyesuaian jam kerja, pengurangan potongan, penolakan pemutusan mitra secara sepihak.

Baca Juga: Puluhan Pengemudi Taksi Online Geruduk Gedung DPR RI, Tuntut Kenaikan Tarif hingga Pengurangan Potongan

Kemudian ada juga tuntutan tentang penghilangan biaya pemesanan, dan kesetaraan pendapatan.

Ada juga tuntutan tambahan yang disuarakan, yakni pisahkan aplikasi taksi online dengan taksi konvensional, menentukan metode untuk menentukan rute argo, terakhir penentuan tarif dasar atas menjadi permanen.

Sementara kondisi jalan du depan Gedung DPR RI atau Jalan Gatot Subroto tersendat lantaran para pengemudi taksi online ini memarkirkan mobil mereka di bahu jalan.

Sebelumnya, pengemudi taksol menyampaikan beberapa tuntutan seperti penetapan jam kerja bagi para pengemudi taksi online. Kemudian pengurangan potongan sebesar 20 persen.

"Kami meminta agar potongan dikurangi menjadi 15 persen," kata salah satu pengemudi taksi online Firmansyah, saat di depan Gedung DPR RI, Rabu.

Baca Juga: Polisi Buron Dikejar-kejar Utang, Brigadir Rigel Banting Stir jadi Sopir Taksol hingga Pegawai Kelab Malam

Ia juga meminta, perusahaan tidak memutus mitra secara sepihak. Hal itu lantaran banyak mitra taksi online yang tiba-tiba saja diputus mitra. Selain itu, ia meminta untuk menghilangkan biaya pemesanan, lantaran biaya pemesanan hanya menambah jumlah potongan.

"Memang biaya pemesanan dibebankan pada penumpang tapi kita juga mendapat potongan," katanya.

Dalam tuntutannya, mereka juga menuntut kesetaraan pendapatan. Lantaran, selama ini order pengemudi taksi online tidak merata.

"Kalau yang gacor ya gacor, kalau yang anyep ya anyep. Jadi kami meminta kesetaraan," jelasnya.

Kemudian tuntutan juga menyasar kepada pemisahan akun taksi online dengan taksi konvensional.

"Jadi penumpang selama ini mesennya gocar tapi yang dateng bluebird," ungkapnya.

Load More