SuaraJakarta.id - Tumor otak adalah pertumbuhan sel di dalam otak yang berkembang secara abnormal dan tidak terkontrol. Sel tersebut bisa bersifat kanker (ganas) maupun non – kanker (jinak).
Pengobatan untuk tumor dapat mencakup operasi, radioterapi dan kemoterapi yang bersifat multimodalitas dan melibatkan juga berbagai bidang lain seperti bedah saraf, radioterapi, dan bidang lainnya.
Salah satu penanganan tumor otak adalah dengan menggunakan metode Gamma Knife, yaitu penggunaan terapi sinar gamma untuk pengobatan tumor dan kelainan lain pada otak dengan menghancurkan sel-sel abnormal atau target lain tanpa merusak sel sehat. Dengan kata lain, gamma knife merupakan metode pengobatan tumor atau kelainan otak tertentu tanpa pembedahan atau operasi invasif.
Dalam metode ini, Pasien akan mendapatkan bius lokal pada titik tertentu untuk menempatkan bingkai ukur (untuk mendapatkan presisi penyinaran pada target). Kemudian sinar gamma akan ditembakkan ke sasaran dalam keadaan pasien sadar. Rata-rata waktu penyinaranpun terbilang cepat, sekitar 60 menit penyinaran.
Di Indonesia teknik gamma knife non invasif ini hanya dapat dilakukan di dua rumah sakit yaitu Siloam Hospital Karawaci dan RSCM Jakarta. “Saat ini Siloam Hospitals berusaha mengembangkan penanganan Onkologi terbaik demi memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan standar internasional terkini, sebagian besar pelayanan pasien kanker dilaksanakan Di Siloam MRCCC Semanggi, namun ada satu mesin khusus yaitu Gamma Knife yang berada di Siloam Lippo Village Karawaci , kenapa disana? Karena kasus bedah saraf seperti tumor otak itu paling banyak ditangani disana Dan juga beberapa expert bedah saraf termasuk Dr. dr.Lutfi Hendriansyah, Sp.BS (K) berpraktek Di Gamma Knife SHLV,” ucap dokter spesialis Onkologi Radiasi Siloam Hosptals, dr Denny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad.
Untuk keunggulan, Gamma Knife sendiri sangat spesifik untuk kelainan otak atau tumor-tumor di dalam kepala Karena memiliki akurasi yang tinggi, bisa menembak dengan lebih tepat dibanding mesin yang lain, dosis tembaknya pun bisa diberikan lebih besar dan pemberiannya pun tidak perlu dilakukan berulang kali.
Gamma knife memiliki beberapa keunggulan lainnya seperti:
- Memiliki akurasi tinggi dalam membidik target kanker dan tumor.
- Tidak memerlukan persiapan khusus seperti operasi konvensional.
Baca Juga: Dinkes Pekalongan Lakukan Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Tidak memerlukan ICU setelah tindakan radiasi.
- Mampu mengobati tumor di daerah yang tidak tercapai oleh pisau bedah (deep seated tumor).
- Sesudah tindakan dapat melakukan aktivitas rutin seperti biasa.
“Kita jadi yang pertama karena kita sudah melayani pasien sejak 2012. Artinya dari segi pengalaman, Gamma Knife Center Indonesia (GKCI) di Siloam Lippo Village (GKCI) adalah yang pertama Di Indonesia, walaupun mesinnya namun yang tak kalah penting adalah dokter yg melakukan treatment yang memegang peranan sangat penting. Jika bicara data, semakin banyak kasus yang kita tangani maka kasus yang kesekian akan jadi lebih baik dibandingkan waktu pertama kali menangani. Untuk Gamma Knife, skill mempunyai peran penting. Keunggulan kita di Siloam adalah pengalaman ,” terang dr Denny.
Ia menjelaskan, dalam metode Gamma Knife harus ada dua bidang yang wajib, yaitu dokter onkologi radiasi dan dokter bedah saraf. “Ini keunikan Gamma Knife, berbeda dengan bidang kedokteran lain yang biasanya ditangani satu bidang dokter, tapi Gamma Knife itu punya tingkat kerumitan dan otak itu kompleks, jadi tidak bisa dokter saraf sendirian atau dokter radiasi sendirian, satu memikirkan keamanan radiasinya, sementara fungsi saraf dan fungsional dari otak ditentukan oleh bedah saraf,” ucapnya.
Dr Denny menuturkan sejak 10 tahun terakhir, GKCI di Siloam Hospital Lippo Village telah menangani lebih Dari 1200 pasien atau 100 pasien dalam satu tahun dalam penggunaan metode Gamma Knife. “Usia termuda, kita pernah menangani pasien umur 3 tahun,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Peneliti Sebut Meminum Dua Hingga Tiga Cangkir Kopi Meningkatkan Kemungkinan Hidup
-
Tips Kesehatan Mencegah Penyakit Tumor ala Dokter Zaidul Akbar
-
5 Tips Jaga Kesehatan Tetap Prima selama Musim Pancaroba
-
Apakah Akupuntur Bukan Pengobatan Alternatif ?
-
Asyik, Obat Resep dari BPJS Kesehatan Bisa Diantar ke Rumah Pakai Telemedicine
Terpopuler
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
Pilihan
-
Kongres PSI: Tiba di Solo, Bro Ron Pede Kalahkan Kaesang Pangarep
-
Profil dan Agama Erika Carlina, Seleb Dijuluki Ratu Pesta yang Ngaku Hamil di Luar Nikah
-
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Filipina: Lemparan Robi Darwis Bawa Garuda Muda Unggul 1-0 di Babak I
-
Jens Raven Cadangan! Ini Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Filipina
-
Kebijakan Kuota Ugal-ugalan Pemain Asing Dinilai Hambat Transformasi Sepak Bola Indonesia
Terkini
-
Cari Toko Bunga di Jakarta? Yuk Kenalan dengan Elora Florist yang Siap Bikin Harimu Lebih Berwarna!
-
Showroom BYD di Ciputat Tangsel Disegel Petugas, Diduga Terkendala Izin
-
Jakarta Barat Lawan Bau Sampah Menyengat dengan Teknologi B-8
-
Sadis! Wanita Diborgol, Diperkosa, dan Dibunuh Gara-Gara Tagih Utang Rp1,1 Juta
-
5 Serum Wajah Ini Bikin Kulit Glowing di Usia 30-an Tanpa Perlu Suntik Filler