Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 19:55 WIB
Pejalan kaki melintasi mural bertema Tragedi Kanjuruhan di Jalan Basuki Rahmat, Malang, Jawa Timur, Jumat (14/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto].

SuaraJakarta.id - Trauma tak hanya dirasakan bagi penyintas Tragedi Kanjuruhan. Tapi juga dialami para relawan medis yang membantu dalam mengatur korban di rumah sakit saat tragedi terjadi 1 Oktober 2022 lalu.

Salah satu relawan yang membantu mengatur para korban dan jenazah di rumah sakit, yakni Mohamad Sodikin.

Dikutip dari Timesindonesia.co.id--jejaring Suara.com--anggota tim Aremania Menggugat, Sudarno mengatakan, Sodikin mengalami trauma akut akibat Tragedi Kanjuruhan tersebut.

"Kami mendampingi salah satu relawan yang membantu mengatur korban dan jenazah saat pasca tragedi, tapi dari kejadian yang ia alami saat membantu para korban itu membuat dia mengalami trauma akut," tutur Sudarno, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga: PSSI Gelar Rapat Perdana Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia

Sudarno menyebut, trauma yang dialami Sodikin akan muncul saat terlalu lama berdiam diri.

"Jadi kalau dia terlalu lama diam, dia bakal keinget atau traumanya muncul pas saat bantu korban di rumah sakit pas itu," tambahnya.

Sudarno mengungkapkan, setidaknya ada tiga penyebab Sodikin alami traumatis tersebut.

Pertama, Sodikin sempat melihat jenazah yang sedang memegang lehernya, seakan-akan sedang merasakan kesakitan.

Kedua, ia melihat seorang Ibu yang menangis histeris ke ruang jenazah, yang membuatnya turut larut dalam suasana duka tersebut.

Baca Juga: Setelah 20 Hari Tanpa Pertandingan, Dewa United Mengamuk Habisi Klub Liga 3

"Ketiga, kakinya dipegang oleh salah satu keluarga korban agar dapat dipertemukan dengan keluarganya yang meninggal. Akibatnya, Sodikin terjatuh ke jenazah korban tragedi," tuturnya.

Diketahui, Tragedi Kanjuruhan telah menelan ratusan jiwa korban.

Load More