SuaraJakarta.id - Ketapang Urban Aquaculture di Kecamatan Mauk merupakan salah satu bukti keberhasilan program unggulan Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Dengan Gerakan Pembangunan Masyarat Pantai (Gerbang Mapan), Bupati Ahmed Zaki Iskandar membongkar kawasan-kawasan kumuh dengan tingkat pengangguran tinggi di pesisir utara, seperti di Kecamatan Pakuhaji, Kosambi dan, dan Mauk. Setelah itu dibuatkan perencanaan untuk membangun ekosistem, infrastruktur, dan skema ekonominya.
Proyek ekowisata bahari di Desa Ketapang ini merupakan yang kedua dari program Gerbang Mapan. “Kawasan mangrove dan Ketapang Aquaculture ini bukan yang pertama. Sebelumnya kami sudah membangun kerja semacam ini di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, dengan skala yang lebih kecil, area lebih kecil, dan pola yang lebih sederhana,” ucap Bupati Zaki kepada wartawan di Ketapang, Tangerang, Jumat (28/10/2022).
Pembangunan Ketapang Urban Aquaculture itu tak hanya mengentaskan banjir, kini terdapat mangrove langka di kawasan mangrove di Desa Ketapang. Selama satu windu, rehabilitasi mangrove di Desa Ketapang sudah memberikan manfaat bagi warga sekitar. Penanaman mangrove di Desa Ketapang dimulai pada tahun 2014.
Baca Juga: Jelang G20, Jokowi Tinjau Kesiapan Kawasan Mangrove di Bali
Wilayah pesisir Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, yang tadinya hanya lahan tidur, kini disulap menjadi kebun mangrove yang rimbun. Produktif dan bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat setempat.
“Ini sebelumnya ini cuma lahan kosong, pesisir sini dulu tidak bisa untuk apa-apa,” kata Kepala Seksi Teknologi Hasil Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang Agustin Hari Mahardika, Jumat (28/10).
Namun dengan seiringnya waktu berjalan, rehabilitasi mangrove ini terus berjalan dan memberikan hasil. Bahkan terdapat jenis mangrove langka yang tumbuh di area konservasi mangrove Ketapang.
“Jenisnya Brugueira silindrica dan itu bisa dimanfaatkan untuk pangan alternative, khususnya bagi para penderita penyakit diabetes,” ungkapnya.
Penemuan jenis mangrove baru ini merupakan buah ketekunannya. Pada pertengah 2015 Hari memang intens melakukan rehabilitasi lingkungan pesisir Mauk dengan menanami pohon-pohon bakau. Kala itu jumlah mangrove langka ini hanya dua pohon. Namun seiring berjalannya waktu, mangrove jenis ini berhasil dibudidayakan hingga kini mencapai 40.000 pohon.
Baca Juga: Walhi Gugat DKLH Bali ke Komisi Informasi gegara Tak Berikan Dokumen Proyek Terminal LNG di Mangrove
Hari menuturkan, penanaman mangrove di Desa Ketapang selama ini melibatkan warga setempat dan pihak swasta yang peduli terhadap lingkungan pesisir. “Karena kita tidak hanya menanam mangrove, tapi juga pengayaan jenis-jenisnya,” ujarnya.
Mangrove jenis baru ini teridentifikasi karena berbeda dengan pohon bakau yang lain. Hari menjelaskan, mangrove tersebut memiliki akar kuat dan tahan terhadap serangan hama sehingga dapat tumbuh subur di kawasan pesisir. “Bila dibandingkan dengan tanaman sejenis ini lebih baik, termasuk dapat menahan gelombang, mencegah abrasi pantai,” katanya.
Saat ini di kawasan pesisir Desa Ketapang telah ditanami 16 jenis tanaman mangrove berjumlah 720.000 pohon di atas lahan seluas 14,5 hektare. Jumlah itu belum cukup memuaskan hari. Dia berharap Bupati Zaki dapat memperluas ruang terbuka hijau. “Semoga dapat izin Pak Bupati untuk menambah luas area tanaman mangrove,” ucapnya.
Kawasan Ketapang Urban Aquaculture telah ditanami 16 jenis tanaman mangrove dengan jumlah sekitar 720.000 batang. Dengan banyaknya manfaat, Hari menyebut adanya Ketapang Urban Aquaculture memberikan manfaat ekonomi baru bagi masyarakat Kabupaten Tangerang.
Tak hanya itu, pembangunan Ketapang Urban Aquaculture juga dirasa dapat menghentikan musibah banjir yang dirasakan warga. Kelompok paling penting dari ekosistem Ketapang Aquaculture di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, adalah warga yang kini tinggal di Rumah Pelangi. Mereka bersyukur tidak lagi harus rutin mengalami kebanjiran saat air laut pasang.
Syueb Tatang, 71 tahun, salah seorang, warga Rumah Pelangi di RT 13/05 Desa Ketapang, menuturkan keadaannya saat ini lebih baik. “Dulu rumah kami lebih lebar, di dekat pelelangan, tapi jelek. Sekarang rumah ini permanen, walau lebih kecil. Kalau rumah lebih enak sekarang,” ungkapnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
TikTokers Ini Cobain Buah Mirip Gasing, Endingnya Tak Terduga
-
Ada Apa? DKLH Bali Sembunyikan Data Terminal LNG Sidakarya Berikut Jaringan Pipa di Hutan Mangrove
-
Ikut Jaga Lingkungan, Alfamart Tanam Mangrove di Pantai Utara Kota Semarang
-
Selamatkan Lingkungan, Tol dan Terminal LNG Harus Dihentikan
-
Hutan Mangrove Bali Dipamerkan ke Delegasi G-20, tapi Dibabat Jadi Terminal LNG
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
- Lesti Kejora Dipolisikan karena Cover Lagu Yoni Dores, Ariel NOAH Pasang Badan: Kenapa Dipidanakan?
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
Link DANA Kaget Aktif, Rezeki Nomplok Digital Cuma Sekali Klik di Sini
-
5 Link Saldo Dana Kaget Ratusan Ribu Bisa Anda Klaim Saat Ini
-
17 Anggota GRIB Jaya Tangsel yang Duduki Lahan BMKG Diamankan Polda Metro Jaya
-
7 Link DANA Kaget Hari Ini Terbaru, Segera Klaim Jangan Sampai Kehabisan!
-
Bangunan Diduga Milik GRIB Jaya di Lahan BMKG Disewakan Lagi Puluhan Juta