SuaraJakarta.id - Penyebaran isu negatif sawit di dalam negeri ternyata tidak hanya marak dalam bentuk labelisasi no palm oil pada kemasan produk atau penggunaan public figure di media sosial untuk mengkampanyekan penolakan penggunaan produk sawit, namun bahkan sudah menyasar segmentasi spesifik yakni dengan adanya bahan ajar tekstual atau soal-soal ujian di beberapa sekolah yang eksplisit menerangkan sawit tidak ramah lingkungan.
Sebagai upaya menangkal isu negatif sawit di sekolah-sekolah dan mencapai tujuan promosi sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bali untuk menyelenggarakan kegiatan Palm Oil EduTalk “Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tentang Kelapa Sawit” & Sawit @School: Sawit Sahabat Siswa pada 9 – 10 Juni 2023 di Kota Denpasar, Bali. Kegiatan ini diikuti oleh Guru dan Siswa/i dari 9 kabupaten/kota se-Bali yang berlangsung secara hybrid.
“Guru dapat berperan menjadi motivator dan PGRI sebagai fasilitator, sementara siswa dapat menerima dengan baik informasi tentang sawit yang obyektif sehingga menjadi satu sinergi yang sangat baik sekali,” kata Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dikpora Provinsi Bali I Gede Ketut Seputera.
“Saya khususnya hanya mengenal kelapa sawit untuk produksi minyak saja, namun pada hari ini kita diberikan kesempatan lebih jelas untuk mengetahui mitos dan fakta kelapa sawit. Dan tidak menutup kemungkinan untuk anak-anak generasi penerus kedepan akan menjadi pengusaha produk yang merupakan turunan daripada kelapa sawit karena banyak pengusaha di Bali yang sukses dengan produk berbahan baku kelapa sawit,” ucap Ketua Pengurus PGRI Provinsi Bali, I Komang Arta Saputra
Baca Juga: Pemkot Pekanbaru Bantah Tidak Ada Grup WhatsApp LGBT oleh Siswa SD
Hadir sebagai narasumber, Bidang Komunikasi Kompartemen Media Relations GAPKI Fenny A. Sofyan memaparkan bahwa minyak kelapa sawit akan terus ada dan dibutuhkan, lantaran lebih dari 40% kebutuhan minyak nabati global menggunakan kelapa sawit. Lebih lanjut Fenny menegaskan bahwa produk yang digunakan dalam mendukung 24 jam aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia merupakan produk yang mengandung minyak sawit. Hebatnya lagi, kelapa sawit juga menjadi komoditas zero waste yang semua bagian tumbuhannya dapat dimanfaatkan menjadi beragam produk bernilai guna dan ekonomi tinggi.
Wakil Sekretaris Jenderal APROBI, Irma Rachmania mengatakan, untuk kebutuhan energi, sawit itu bisa jadi biogas, biofuels (biodiesel, green diesel, green gasoline, dan green avtur), biomassa yang berasal dari cangkang misalnya (heater, boiler), serta electricity”.
Lebih lanjut disampaikan Irma, terkait bioavtur berbahan sawit, pemerintah Indonesia sudah melakukan uji coba bioavtur 2,5% di pesawat CN 235-220 pada September 2021 lalu dan akan melakukan uji coba kembali pada Agustus 2023 mendatang.
Bidang SDM dan Internasional APKASINDO Djono Albar Burhan menuturkan jika kita termakan informasi yang disampaikan oleh Negara Eropa bahwa sawit itu deforestasi dan didorong untuk tidak menggunakan produk turunan minyak sawit, bayangkan seberapa besar hutan-hutan yang akan digunduli yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di tengah fakta kelapa sawit sebagai minyak nabati dunia paling produktif”.
Lebih lanjut disampaikan Djono, kelapa sawit merupakan satu-satunya minyak nabati dunia yang memiliki sertifikasi berkelanjutan di dunia. Sementara minyak kedelai, rapeseed, biji bunga matahari, kelapa, zaitun, dan beberapa lainnya belum mengantongi sertifikasi berkelanjutan. Tidak hanya itu, sektor industri perkebunan kelapa sawit juga sudah terbukti membantu petani kelapa sawit dan masyarakat yang ada di sekitarnya yang bekerja secara langsung dan tidak langsung untuk meningkatkan perekonomian mereka.
Baca Juga: 280 Calon Pekerja Migran Indonesia di Bali Kena Tipu, Kerugian Rp3,6 Miliar
Sementara itu, Direktur Utama dari PT Astungkara Sukses Makmur (Official Distributor Bali Soap) menegaskan bahwa minyak sawit dipilih banyak perusahaan sebagai bahan baku dalam produksi produk lantaran harganya yang terjangkau, mudah ditemukan, mudah diproduksi, kualitas minyak cenderung stabil, multifungsi, serta sustainable.
Berita Terkait
-
Bule Ngamuk di Bali Positif Narkoba, DPR Geram: Kenapa Malah Dideportasi?
-
Bali Mau Jadi Seperti Israel? Gubernur Koster Usulkan Revolusi Pertanian Berbasis Teknologi!
-
BRI Liga 1: Kans Persib Bandung Samai Rekor Back to Back Juara Bali United
-
Tanpa Tyronne Del Pino saat Jamu Bali United, Persib Bakal Sulit Cetak Gol?
-
Langkah Cepat Cek NISN untuk PIP: Panduan Anti Gagal Terbaru April 2025
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Tarif Baru Sempat Bikin Kaget, Biaya Konsumsi Air PAM Jaya di Apartemen Bakal Dihitung Per Unit
-
Asal Jalan Ditutup, Dishub DKI Sebut JLNT Aman Dilintasi Pesepeda
-
Warganet Ngeluh Sepeda Hilang Saat Diparkir di Stasiun, MRT Janji Perbaiki Prosedur Keamanan
-
Pemprov DKI Pikir-pikir Polisikan Pelaku Pencuri Pelat Besi JPO Daan Mogot
-
Dua Hari Gelar Tenda, 15 Orang Demo di Depan Balai Kota Minta Dirut Bank DKI Dicopot