Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Faqih Fathurrahman
Senin, 09 Oktober 2023 | 20:08 WIB
Penampakan SMPN 132 Cengkareng, Jakarta Barat usai siswa tewas terjatuh dari lantai 4 sekolah. (Suara.com/Faqih)

SuaraJakarta.id - Peristiwa meninggalnya satu siswa SMPN 132 Cengkareng berinisial D dari lantai empat gedung sekolahnya membuat gempar.

Pasalnya, D diketahui terjatuh lantaran ingin merokok di selasar yang berada di balik jendela ruang kelas pada saat jam istirahat.

Salah satu keluarga D, M Rafli mengemukakan, sehari-hari sang adik memang dikenal sebagai perokok aktif. Bahkan keduanya kerap merokok bersama-sama.

"Kalau ada saya sendiri, ngerokok. Ngerokoknya di luar, bukan di dalam rumah," katanya kepada Suara.com di rumah duka yang berada di Kampung Bulak, Gang Prima Center RT 09/RW 02, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat (Jakbar) pada Senin (9/10/2023).

Baca Juga: Diduga Jatuh dari Lantai 4, Siswa SMP di Cengkareng Tewas di Tempat

Rafli mengaku, mendapat informasi dari rekan-rekan sang adik mengenai kejadian yang membuat nyawa saudaranya itu melayang.

"Berdua. Jadi adik saya ini ngajak temennya, mau ngerokok,” katanya.

Namun nahas, korban terpeleset hingga akhinya D terpeleset hingga kemudian tewas dengan luka di bagian kepala.

"Terus di situ ada kata temennya kayak ada setan lewat," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kapolsek Cengkareng Kompol Hasaloan mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekira jam 10.00 WIB saat sedang istirahat sekolah.

Baca Juga: Jendela Tanpa Kaca dan Teralis, Diduga Jadi Akses Siswa SMP 132 Cengkareng Merokok Saat Jam Istirahat

Sejumlah siswa, lanjut Hasaloan, memang kerap nongkrong di selasar yang berada di balik jendela lantai empat sekolah untuk merokok.

"Yang bersangkutan mau aktivitas merokok di balik ruangan itu," katanya saat dikonfirmasi, Senin (9/10/2023).

Hasaloan mengatakan, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), penyidik menemukan sebuah jendela yang tidak berkaca.

Diduga, jendela tersebut merupakan akses siswa keluar-masuk untuk merokok saat jam istirahat pelajar.

"Jendela itu kan harusnya ada kaca ada tralisnya, nah itu bolong. Nah mereka ada aktivitas disitu sehingga korban terjatuh dari lantai empat," ucapnya.

Hasaloan menambahkan, ruang kelas yang menjadi lokasi terjatuhnya korban, sebetulnya bukan merupakan kelas korban.

Namun, meski tak memiliki kaca dan teralis, kelas tersebut masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).

"Bukan ruang kelas dia, namun memang disitu ruang kelas anak kelas 9 juga. Ruangan tersebut juga masih digunakan untuk belajar," katanya.

Load More