Eviera Paramita Sandi
Rabu, 22 Oktober 2025 | 09:00 WIB
Ilustrasi Kepanasan - Puncak Cuaca Panas di Indonesia (Unsplash)

4. Gangguan Kesehatan Kulit (Ruam Panas/Biang Keringat)

Paparan panas dan kelembapan tinggi menyebabkan produksi keringat berlebih. Ketika kelenjar keringat tersumbat, keringat terperangkap di bawah kulit, memicu iritasi.

Gejala Kunci: Munculnya ruam merah kecil (bruntusan) yang gatal atau perih, terutama pada leher, dada, punggung, dan lipatan tubuh.

Penting: Jaga kulit tetap kering dan sejuk, kenakan pakaian longgar dan menyerap keringat. Selain itu, paparan sinar UV tinggi juga meningkatkan risiko sunburn (kulit terbakar) dan kanker kulit.

5. Migrain dan Sakit Kepala

Cuaca panas ekstrem tidak jarang memicu sakit kepala atau serangan migrain pada orang yang rentan. Hal ini seringkali disebabkan oleh dehidrasi ringan, perubahan kelembapan, dan pelebaran atau penyempitan pembuluh darah sebagai respons terhadap suhu tinggi.

Gejala Kunci: Nyeri kepala yang berdenyut, sensitif terhadap cahaya, mual (terutama pada penderita migrain).

Penting: Pastikan tubuh terhidrasi penuh dan hindari paparan sinar matahari menyilaukan secara langsung.

Tindakan Pencegahan Utama:

Baca Juga: BMKG Minta Masyarakat Gunakan Topi Dan Tabir Surya Antisipasi Cuaca Panas

Tetap Terhidrasi: Minum air putih lebih banyak dari biasanya, bahkan sebelum merasa haus.

Batasi Aktivitas Outdoor: Hindari kegiatan fisik berat di luar ruangan, terutama antara pukul 10.00 hingga 16.00.

Lindungi Diri: Gunakan topi lebar, kacamata hitam, pakaian longgar berwarna terang, dan oleskan tabir surya (minimal SPF 30) secara rutin.

Cari Tempat Sejuk: Habiskan waktu di ruangan ber-AC atau tempat yang sejuk dan teduh.

Load More