Ini Alasan Dokter Tak Rekom Masker Scuba untuk Perlindungan dari Covid-19

Bagi yang sudah terlanjur membeli masker scuba, bisa melapisinya dengan dua lapis kain katun agar bisa lebih tebal.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 18 September 2020 | 10:11 WIB
Ini Alasan Dokter Tak Rekom Masker Scuba untuk Perlindungan dari Covid-19
Calon penumpang kereta KRL memakai masker scuba melintas di kawasan Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (15/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Penggunaan masker scuba di tengah pandemi Covid-19 belakangan ini menjadi kontroversi. Pakar kesehatan tak merekomendasikan masyarakat memakai masker tersebut.

Sebab, masker scuba dinilai tidak memberikan perlindungan terhadap penularan virus Corona penyebab Covid-19 yang kian meroket kasusnya di Tanah Air akhir-akhir ini.

Dr. Muhamad Fajri Adda'i, praktisi klinik sekaligus relawan Covid-19, mengatakan masker scuba dibuat dari bahan tipis yang elastis. Sebab hanya terdiri dari satu lapisan kain dan kecenderungan menjadi longgar.

"Masker scuba itu tipis satu lapis, tidak efektif, karena bahannya neoprene, cenderung elastis. Jika ditarik pori akan membesar. Padahal kita butuh kemampuan filtrasinya," kata dia dilansir dari Antara, Jumat (18/9/2020).

Baca Juga:Satpol PP Tak Bisa Tindak Pelanggar Protokol Kesehatan di Perkantoran

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengungkapkan, masker dengan satu lapisan dan terlalu tipis memungkinkan virus penyebab Covid-19 menembus.

Merujuk pada penelitian ilmiah dalam jurnal ACS Nano belum lama ini, Fajri mengungkapkan, kemampuan electrostatic atau menyaring partikel-partikel yang lebih kecil menjadi poin penting di sini.

Bahan sutra atau silk empat lapis bisa menyaring banyak partikel, diikuti chiffon yang merupakan gabungan 90 persen poliester dan 10 persen spandeks, lalu flanel yang terdiri dari 65 persen katun dan 35 persen poliester.

Penumpang memakai masker scuba saat berada di dalam kereta KRL yang berhenti Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (15/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Penumpang memakai masker scuba saat berada di dalam kereta KRL yang berhenti Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (15/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Terkait ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Satgas Covid-19 merekomendasikan kain tiga lapis yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah untuk menyaring dan lapisan luar yang terbuat dari bahan seperti poliester.

Penelitian dari Universitas Illinois menemukan, tiga lapis kain 100 persen katun sama protektifnya seperti masker bedah atau masker medis.

Baca Juga:Direktur CDC: Pakai Masker Jadi Perlindungan Utama untuk Covid-19

Walau begitu, menurut Fajri, katun cult dua lapis sebenarnya sudah memberikan perlindungan. Jenis katun ini memiliki kerapatan 180 benang per inci dengan ketebalan 0,5 sentimeter.

"Cotton cult paling bagus untuk (menyaring) partikel besar dan lebih kecil, 180 thread per inci, ketebalannya setengah sentimeter," ujar dia yang tergabung dalam Junior Doctor Network Indonesia itu.

Seorang penumpang memakai masker scuba saat menunggu kedatangan kereta KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (15/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Seorang penumpang memakai masker scuba saat menunggu kedatangan kereta KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (15/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Bagi Anda yang sudah terlanjur membeli masker scuba, Anda bisa melapisinya dengan dua lapis kain katun agar bisa lebih tebal.

"Memang belum ada sepertinya penelitian yg menguji kombinasi scuba dan katun dua lapis. Tetapi setidaknya katun dua lapisnya yang akan memberikan proteksi utama. Jadi mungkin katun duluan (di depan baru scuba)," tutur Fajri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak