Anita menuturkan, peristiwa tersebut baru terungkap ketika salah seorang jamaah hendak menunaikan salat Ashar.

"Ketahuannya itu pas ramai salah seorang jamaah mau salat, masuk ke dalam. Dia teriak sambil istigfar karena melihat kondisi musala sudah penuh coretan," ungkapnya.
Staf Kelurahan Kutajaya Ferhat juga meyakini bahwa Satrio masuk dari pintu belakang musala.
Sebab, katanya, kediamannya sangat dekat dengan pintu belakang itu.
"Pelaku kemungkinan lewat pintu belakang karena rumahmya dekat situ. Soalnya nggak ada yang melihat dia masuk lewat depan," sebutnya.
Baca Juga:Satrio Pelaku Perusak Musala Ditangkap, Motif Masih Misterius
Dia juga mengakui, kejadian itu terungkap setelah seorang jamaah hendak menunaikan salat Ashar. Kondisi musala penuh coretan pilox warna hitam dan sejadah tersobek.
"Sajadah dipotong, Al Quran disobek dan dinding penuh coretan pilox," paparnya.
"Setelah kejadian itu terduga pelaku tidak lama ditangkap saya dan jajaran Babinsa mencoba meredam warga agar tidak terjadi hal apa-apa," sambungnya.
Dia berharap, kepolisian bisa secepatnya mengungkap dibalik peristiwa tersebut.
Satrio Belajar Agama
Baca Juga:Rusak Al Quran, Rumah Pelaku 50 Meter dari Musala Darussalam
Satrio merupakan sosok remaja yang diyakini warga mempelajari ilmu agama terlalu tinggi. Namun, dia tidak pernah terlihat sosialisasi terhadap warga.
"Kalau melihat anak ini belajar agama terlalu tinggi, jadi kelakuan seperti itu. Dia selalu dikawal sama orangtuanya karena takut berbuat aneh-aneh," ungkap Ferhat, warga sekitar musala.
Pasalnya, Ferhat menyebut, Satrio sempat membuat geger karena memukuli orang yang tidak dikenal. Namun kejadian itu sudah cukup lama.

"Sempat dulu dia mukuli orang. Makanya dia ke mana-mana didampingi orangtuanya," paparnya.
Ferhat menuturkan, Satrio sebelum mencoret Musala Darussalam sudah membuat kerusakan di tempat ibadah lain, yakni musala berbeda.
"Ada musala dekat sini juga kabel spikernya dipotong sama dia. Kemungkinan dilakukan sebelum mencoret Musala Darussalam ini," sebutnya.