SuaraJakarta.id - Satrio, pemuda 18 tahun coret-coret Musala Darussalam dengan tulisan "saya kafir" karena kesal dikurung di rumah selama 1 pekan lebih. Satrio pun meluapkan kekesalannya mencoret-coret musala.
Coretan itu bertuliskan "saya kafir", "anti islam", sampai "anti khilafah".
Kini Satrio sudah jadi tersangka.
Hal itu dinyatakan Kapolresta Tangerang Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.
Baca Juga:Satrio Coret Musala "Saya Kafir", Gubernur Banten: Itu Pengaruh Medsos
“Dia mengaku kalau dia kesal, karena beberapa minggu terakhir tak diizinkan keluar rumah. Hingga akhirnya meluapkan emosinya tersebut,” ujar Ade saat jumpa pers di Mapolresta Tangerang, Rabu (30/9/2020) siang.
Ade juga memaparkan tersangka belajar dengan menonton tayangan di YouTube.
Dia secara sadar melakukan tindakan itu dan meyakini bila perbuatannya itu benar.
“Motif keterangan tentang menonton ini berupa belajar agama di YouTube masih kita telusuri, apakah dihapus atau tidak. Dan ini belum ada rekam jejaknya. Kita bersama tim cyber tengah menelusuri ini,” tandasnya
Pengaru Medsos
Baca Juga:Satrio Coret Musala "Saya Kafir" Depresi, Sampai Sobek-sobek Al Quran
Gubernur Banten Wahidin Halim menyebut aksi Satrio coret musala "saya kafir" karena terpengaruh media sosial. Sehingga Satrio menjadi stres.
Wahidin meminta, persoalan tersebut jangan dibesar-besarkan.
"Itu jangan dibesar-besarkan," katanya setelah rapat di gedung Wali Kota Tangsel, Kamis (1/10/2020).
Wahidin menyebut, pelaku aksi vandalisme di musala "saya kafir" itu akibat Satrio banyak bacaan di medos.
"Pelaku ternyata anak yang terpengaruh oleh medsos, jadi ada kebencian. Secara pribadi dia stress, karena dia banyak pengaruh bacaan di medsos," tutur Wahidin.
Saat dimintain himbauan kepada masyarakat oleh awak media, Wahidin tidak memberikan himbauan apapun agar masyarakat tidak terprovokasi oleh aksi vandalisme musala tersebut.