SuaraJakarta.id - Demo UU Cipta Kerja sejak Kamis (8/10/2020) berakhir ricuh. Demonstrasi yang awalnya damai, berubah dari peristiwa mengerikan berbadai wilayah Jakatra.
Mulai dari pelemparan batu sampai pembakaran halte TransJakarta. Bahkan banyak jurnalis yang hilang dalam demonstrasi tersebut.
Berikut peristiwa-peristiwa mengerikan Demo UU Cipta Kerja di Jakarta kamis kemarin.
1. Halte TransJakarta dibakar
Baca Juga:Massa Jogja Memanggil Mengelukan Barisan TNI dan 4 Berita Top SuaraJogja
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada 11 Halte TransJakarta yang terbakar karena kericuhan saat aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja.
Terkait perbaikan Halte TransJakarta tersebut, Anies memperkirakan akan menghabiskan biaya Rp 25 miliar.
Anies mengakui imbas demonstrasi aksi tolak UU Cipta Kerja ini, banyak fasilitas yang dirusak.
2. 11 Jurnalis Hilang
Belasan jurnalis hilang usai demo ricuh Tolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020). Demo ini sampai malam dan berakhir dengan bakar-bakaran fasilitas publik.
Baca Juga:Pelajar Ikut Demo, Kemendikbud Wanti-wanti ke Polisi: Jangan Ada Kekerasan
Selain itu, beberapa perangkat kerja milik jurnalis juga dirampas oleh oknum anggota polisi.
Pengacara LBH Pers Ahmad Fathanah mengatakan bahwa dari 18 orang.
Ke-17 di antaranya merupakan jurnalis dari berbagai Pers Mahasiswa atau Persma.
Sedangkan, satunya merupakan jurnalis media online Merahputih.com atas nama Ponco Sulaksono.
"Persma kurang lebih 17 orang," kata Ahmad di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis malam.
Selain itu, sejumlah perangkat kerja milik jurnalis juga dilaporkan dirampas oleh oknum anggota polisi.
3. Alat Berat Proyek MRT Dibakar Massa
Aksi beringas dilakukan massa penolak UU Cipta Kerja. Bukan hanya Halte TransJakarta, alat berat proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Fase 2 di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, juga dibakar, Kamis (8/10/2020).
Sekretaris Perusahaan MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin mengatakan, selain alat berat yang dibakar, pagar proyek MRT Fase 2 di kawasan Sarinah juga dirobohkan.
"Dikarenakan aksi unjuk rasa pada hari ini, beberapa peralatan konstruksi MRT Fase 2 terkena dampak di antaranya satu mini excavator milik kontraktor CP201 dan pagar proyek yang rubuh," ujarnya.
4. 8 Mobil di Kementerian ESDM Ringsek
Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, diamuk oleh massa aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).
Pantauan Suara.com, beberapa sudut bangunan Gedung Kementerian ESDM hancur akibat kena lemparan batu. Beberapa pecahan kaca tampak terlihat di sekitar lokasi.
Selain menghancurkan bangunan gedung, beberapa mobil yang terparkir di sekitar lokasi turut menjadi amukan massa. Setidaknya terlihat lebih dari delapan mobil yang hancur akibat lemparan batu dan kursi.
Salah satu petugas Satpam Kementerian ESDM mengatakan bahwa massa aksi sempat merengsek masuk ke dalam lingkungan Gedung Kementerian ESDM. Setelah itu mereka merusak bangunan dan mobil yang terparkir.
"Iya sempat masuk, kan itu pagernya pendek. Mereka masuk terus ancurin semuanya mobil kaca," ujarnya.
Selain menghancurkan bangunan dan mobil, massa aksi tersebut juga disebut turut melakukan penjarahan terhadap beberapa barang. Salah satunya, laptop, handphone, dan dua komputer yang berada di lobi Gedung Kementerian ESDM.
"Ada jaket, tas isi laptop dan handphone sama dua komputer di lobi," kata dia.
5. Pembakaran di Patung Kuda
Pos polisi di kawasan Patung Kuda, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat dibakar saat pendemo tolak Omnibus Law dari gabungan mahasiswa dan pelajar bentrok dengan aparat polisi.
Dari pantauan Suara.com, massa masih melakukan perlawanan dengan melemparkan batu ke arah aparat untuk membalas tembakan gas air mata.
Kawasan perkantoran dan pemerintahan alias ring 1 ini pun masih dalam kondisi mencekam. Para pendemo masih melakukan perlawanan meski sempat dipukul mundur aparat.
Massa gabugan antara mahasiswa dan pelajar sempat memanas ketika mencoba mendekati barikade kawat berduri yang dipasang polisi. Namun, sejumlah massa aksi dari mahasiswa coba menenangkan hingga situasi kembali dingin.
"Mundur kawan-kawan mundur, satu komando," teriak salah satu peserta aksi dari mahasiswa.
Hingga kekinian ratusan peserta aksi dari mahasiswa dan pelajar tersebut masih berkumpul di titik lokasi. Mereka melantunkan yel-yel hingga terikan sebagai bentuk kekesalan terhadap Pemerintah dan DPR RI.
"DPR goblok, DPR goblok, DPR goblok," teriaknya.
Disisi lain, sejumlah personel kepolisian tampak berjaga di belakang barikade kawat. Mereka tampak berdiri dengan atribut lengkap berupa tameng, helm dan jubah polisi.
Selain itu, di belakang mereka juga tampak bersiaga sejumlah kendaraan taktis seperti Baraccuda dan Water Cannon.