SuaraJakarta.id - Anggota Komisi I DPR Dave Laksono angkat bicara terkait protes Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atas pemberian visa ke Amerika Serikat kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Dave berpandangan undangan pemerintah AS terhadap Prabowo pasti sudah melalui pertimbangan.
Menurutnya, tidak mungkin AS kemudian dapat mengundang sembarang orang dalam agenda kunjungan resmi kenegaraan.
"Pemerintah AS mengundang seorang yang pernah masuk blacklist kan tidak dengan sembarangan. Bahkan semua orang yang diundang secara resmi telah melalui proses vetting yang detail," ujar Dave kepada wartawan, Kamis (15/10/2020).
Baca Juga:Visa Diprotes, DPR: Kunjungan Prabowo ke AS Resmi, Bukan Undangan Sembarang

Sementara anggota Komisi I DPR lainnya, Saifullah Tamliha menyebut kunjungan Prabowo ke AS merupakan kunjungan resmi kenegaraan atas undangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper.
Menurut Saifullah, kehadiran Prabowo selaku Menhan RI di AS sangat dibutuhkan kedua negara. Terutama, sambungnya, sebagai bagian dari kerja sama di bidang alutsista.
"Amerika akan dirugikan jika tidak ada kerja sama tersebut. Sebab selama ini kita membeli alutsista dari negara kawasan Eropa dan Rusia," kata dia kepada wartawan, Kamis (15/10/2020).
"Politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif membutuhkan keseimbangan pembelian dan investasi alutsista dengan Amerika," Saifullah menambahkan.

Sebelumnya, belasan LSM mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Surat itu sebagai bentuk protes terhadap pemberian visa kepada Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.
Baca Juga:Diundang ke Pentagon, Media AS Soroti Pelanggaran HAM Prabowo Subianto
Sedikitnya 12 LSM di Indonesia pada Selasa (13/10/2020) lalu mengirim surat kepada Menlu AS Mike Pompeo. Mereka memprotes pemberian visa kepada Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto.