Polrestro Jaksel Klaim Temukan Indikasi Pelajar Diimingi Imbalan Ikut Demo

Polrestro Jaksel telah mengamankan sebanyak 288 pelajar dalam dua kali pengamanan demo yang berakhir ricuh.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 16 Oktober 2020 | 13:34 WIB
Polrestro Jaksel Klaim Temukan Indikasi Pelajar Diimingi Imbalan Ikut Demo
Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Agustinus Agus Rahmanto didampingi Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Selatan Joko Sugiarto memberikan keterangan usai rakor pencegahan pelajar terlibat demonstrasi di Mako Polres Jaksel, Jumat (16/10/2020). [ANTARA/Laily Rahmawaty]

SuaraJakarta.id - Polres Metro Jakarta Selatan mengklaim menemukan adanya indikasi pelajar dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk ikut demo tolak UU Cipta Kerja.

Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Agustinus Agus Rahmanto mengatakan, selain dimanfaatkan, para pelajar juga diiming-imingi imbalan.

"Ada indikasi seperti itu, karena jujur ada beberapa kejadian, satu-dua kita tanyakan diajak. Begitu dicari siapa orangnya yang mengajak udah tidak ada," kata Agus dilansir dari Antara, Jumat (16/10/2020).

Para pelajar yang ikut aksi 1310 saat ditangkap dan disoraki polisi. (Suara.com/Bagaskara)
Para pelajar yang ikut aksi 1310 saat ditangkap dan disoraki polisi. (Suara.com/Bagaskara)

Polrestro Jaksel telah mengamankan sebanyak 288 pelajar dalam dua kali pengamanan unjuk rasa yang berakhir ricuh pada 8 Oktober dan 13 Oktober 2020.

Baca Juga:Guru Sambut Baik Wacana Anies Minta Pelajar Bedah UU Cipta Kerja

Para pelajar tersebut digelandang ke Mako Polres dari lokasi mereka kedapatan berkumpul dan bergerak menuju Istana seperti di Kolong Semanggi dan beberapa ruas jalan lainnya.

Menurut Agus, para pelajar tersebut datang bergerombol setelah mendapat ajakan berunjuk rasa lewat media sosial.

Penampakan polisi saat mendata pelajar yang tertangkap saat demo tolak UU ciptaker, Selasa kemarin. (Antara).
Penampakan polisi saat mendata pelajar yang tertangkap saat demo tolak UU ciptaker, Selasa kemarin. (Antara).

Saat diamankan dan didata petugas, para pelajar mengaku hanya ikut-ikutan, tidak mengetahui pasti apa yang disuarakan dalam aksi penyampaian pendapat tersebut.

"Benar ini fakta, jadi kasihan adik-adik (pelajar) ini, jadi cuma datang rombongan 10-20 orang dan ada yang bawa mereka. "Pelajar ini berpikir aman, merasa ada yang bawa, nanti ada yang tanggung jawab, pikirnya seperti itu," kata Agus.

Massa aksi penolak UU Cipta Kerja bentrok dengan polisi di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Selasa (13/10/2020). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A]
Massa aksi penolak UU Cipta Kerja bentrok dengan polisi di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Selasa (13/10/2020). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A]

Beberapa pelajar yang didata memberikan keterangan soal diiming-imingi imbalan oleh orang yang tidak dikenal. Tapi tidak mengenal siapa yang akan memberikan imbalan.

Baca Juga:Polda Metro: Tidak Ada Catatan SKCK untuk Pelajar yang Ditangkap saat Demo

"Itu kan memanfaatin juga. Momen-momen ini sebetulnya perlu kita cegah terjadi pada adik-adik (pelajar) kita," ujar Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini